Jumat (15/9) dini hari waktu Indonesia, Arsenal akan berlaga di Liga Europa setelah 17 tahun absen. Terakhir kali Arsenal mentas di “kompetisi kasta kedua Eropa” ini terjadi pada tahun 2000. Saat itu, The Gunners kalah di final oleh Galatasaray lewat adu penalti setelah Davor Suker dan Patrick Vieira gagal mengeksekusi penalti.
Berlaga lagi di Liga Malam Jumat dipandang bukan sesuatu yang ideal. Selain gengsi dan kecilnya pemasukan jika dibandingkan tampil di Liga Champions, tampil di Liga Europa bisa membawa mimpi buruk, terutama untuk Arsenal. Mengapa? Karena penanganan cedera Arsenal, atau spesifiknya, Arsene Wenger, sangat buruk.
Tampil di Liga Europa artinya tampil dengan jadwal yang padat. Masalah kedua adalah melawan klub-klub dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Kedua hal ini sangat menguras energi, terutama ketika harus melakoni laga berat melawan tim besar. Sama seperti di akhir minggu ini ketika Arsenal akan melawan Chelsea.
Risiko cedera dan kelelahan dari pemain tim utama bisa merugikan Arsenal ketika tampil di Liga Primer Inggris. Oleh sebab itu, mengubah cara pandang bisa “menyelematkan” Arsenal dari keharusan melakoni kompetisi yang berat ini. Karena tak menutup kemungkinan, Liga Europa yang mengerikan itu, bisa menjadi kesempatan yang menyenangkan. Caranya?
Dijadikan ajang audisi
Musim ini bisa menjadi musim yang gamang. Terutama terkait situasi kontrak Alexis Sanchez dan Mesut Özil. Hingga pertengahan September ini, belum ada gelagat digelarnya negosiasi kontrak baru untuk dua pemain andalan Arsenal tersebut. Bahkan, Alexis diperkirakan akan hengkang ketika jendela transfer bulan Januari dibuka nanti.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa untuk membeli pengganti Alexis, Arsenal harus mengumpulkan dana yang cukup besar. Sementara itu, sebagian besar dana sudah dihabiskan untuk membeli sekaligus membayar gaji Alexandre Lacazette dan Sead Kolasinac. Meski nanti bisa menjual Alexis, harga pemain penggantinya jelas akan melonjak, terutama di jendela transfer musim dingin.
Maka, Liga Europa ini bisa dijadikan ajang seleksi untuk mencari pengganti Alexis dari dalam skuat sendiri. Wenger tentu akan melakukan rotasi, dengan memberi kesempatan bermain kepada Alex Iwobi, Reiss Nelson, atau Theo Walcott. Bahkan, pemain-pemain muda seperti Jeff Reine-Adelaide bisa juga mendapatkan menit bermain.
Tentu cukup menyenangkan bisa melihat pemain-pemain muda mendapatkan kesempatan bermain. Terutama, mereka akan mendapatkan pengalaman bermain di kompetisi Eropa. Sebuah kesempatan yang bagus untuk memupuk mental dengan bermain melawan yang klub-klub yang beragam. Siapa tahu, Liga Europa bisa menjadi batu loncatan mereka.
Iwobi dan Reiss Nelson punya bakat yang besar, dan keduanya bisa bermain di belakang penyerang tengah, sekaligus bermain melebar seperti Alexis. Sorotan mungkin akan lebih banyak kepada Reiss Nelson yang mencuri perhatian ketika turut serta dalam tur pramusim dan bermain sangat baik untuk tim U-23 Arsenal.
Tentu banyak suporter Arsenal yang begitu berharap keduanya bisa memikul ekspektasi besar. Maklum, melihat bakat dan potensi, keduanya adalah pemain masa depan Arsenal. Apabila keduanya bisa bermain sangat baik, tentu The Gunners tak perlu boros membeli pengganti Alexis di bulan Januari nanti.