Sebelum melawan Gianluigi Buffon tadi malam, Lionel Messi dibayangi rekor tak menyenangkan. Selama kariernya, ia tak pernah bisa menembus gawang dari kiper yang kerap dijuluki sebagai Superman ini. Sebelum Buffon, Messi juga memiliki jinx yang buruk dengan Petr Cech, ketika kiper Republik Ceska ini masih memperkuat Chelsea.
Selepas kepindahan Cech ke Arsenal, Messi menemui keberuntungannya untuk membobol gawang dari eks kiper Rennes ini kala berseragam merah khas London Utara. Selepas mengakhiri kutukan mandul golnya ke gawang Cech, rekor buruk mengintai Messi terkait catatan golnya kala melawan kiper karismatik Italia, Gigi Buffon.
Dalam tiga tahun terakhir, termasuk di tahun Barcelona meraih treble usai mengandaskan Juventus 3-1 di laga final Liga Champions 2014/2015, Messi selalu buntu tiap kali meladeni kapten timnas Italia tersebut. Dalam laga di mana Barcelona mencetak tiga gol ke gawang Buffon pada final 2014/2015, Messi tidak mampu mencetak satu gol pun kendati dua tandemnya di lini serang, Luis Suarez dan Neymar, sukses membobol gawang Juventus kala itu.
Dan akhirnya, waktu itu tiba tadi malam.
Tanpa Neymar yang sudah hengkang ke Paris dan ditemani anak muda berusia 20 tahun dari Prancis, Ousmane Dembele, Lionel Messi tampil tanpa cela dan sukses menjadi kryptonite untuk menjinakkan kemampuan superior Gianluigi Buffon, sang Superman di bawah mistar Nyonya Tua.
Seakan melekatkan statusnya sebagai alien yang hakiki, La Pulga sukses mencetak dua gol ke gawang Buffon, sang manusia super, dan ikut andil dengan terciptanya gol kedua Barcelona yang dicetak Ivan Rakitic. Solo run cantik Messi yang berujung umpan silang mendatar ke muka gawang Buffon, gagal diantisipasi dengan sempurna oleh lini belakang Juventus yang tampil buruk tadi malam. Bola liar segera disambar Rakitic dan membawa Barcelona unggul dua gol, sebelum Lionel Messi menggenapi brace-nya malam itu beberapa menit berselang.
Awal yang buruk bagi Juventus di Liga Champions musim ini, tapi bagi Messi, catatan dua golnya menunjukkan bahwa di usia yang sudah kepala tiga, ia masih berada di level puncak yang sulit dikejar pemain-pemain lain. Usai mencetak tiga gol di derbi melawan Espanyol akhir pekan lalu, dua gol ke gawang juventus seakan menunjukkan satu hal: Lionel Messi seperti tak pernah habis dimakan usia yang menua.
The kryptonite wins against Superman!
Oleh: Redaksi