Eropa Spanyol

Sikap Emas Florentino Perez dan Real Madrid

Florentino Perez

Sikap emas

Begini, sebelum PSG, City, atau katakanlah Chelsea dengan Roman Abramovich-nya, Real Madrid sudah lebih dulu menunjukkan ambisi mengumpulkan pemain-pemain terbaik di dunia. Dan lumrah, apabila dibutuhkan investasi besar untuk mengumpulkan pemain bintang dalam satu wadah bernama Real Madrid.

Namun, waktu berjalan dan zaman berubah. Semakin banyak konglomerat dan Emir Arab yang ikut bersenang-senang di bisnis sepak bola. Uang dalam jumlah besar tiba-tiba membanjiri lantai bursa transfer. Mulai dari uang licin berminyak, hingga kekuatan finansial dari Asia. Cina, dengan visi besarnya, datang dengan pesona “gaji besar”.

Melihat kenyataan ini, Florentino Perez beradaptasi. Bapak berusia 70 tahun tersebut enggan ditelan oleh ego dan ambisi. Ia menyesuaikan diri, tentu dengan perencanaan yang cantik, yang didukung semua elemen Real Madrid. Di sini, terutama, kita berbicara soal Zinedine Zidane yang mendapat otoritas dalam strategi menjual dan membeli pemain.

“Semuanya, di sepak bola, akan berubah. Kami tak tahu sampai kapan Real Madrid menjadi klub paling berharga. Semakin banyak klub Eropa yang dibeli pemilik kaya. Di Spanyol, ada Atletico Madrid dan Valencia. Di Inggris, uang dalam jumlah besar dari hak siar memberi efek besar. Manchester City mendapat uang dari Abu Dhabi, PSG dari Qatar, dan beberapa tim di Inggris mendapatkan dana dari para pemilik berkewarganegaraan Amerika Serikat,” ungkap Perez.

“Oleh sebab itu, kami harus mengubah kebijakan transfer. Saat ini, kami memilih membeli pemain muda dengan harga yang lebih murah. Jika transfer murah ini berhasil, maka masa depan akan aman. Namun jika gagal, setidaknya kami tidak kehilangan banyak uang. Kami harus memperbaharui kebijakan transfer untuk bersaing dengan klub-klub kaya. Kami percaya bahwa ini adalah salah satu cara untuk memenangi trofi dan mempertahankan posisi kami sebagai klub paling berharga,” tambahnya.

Yang perlu dicatat di atas adalah: Perez tak keras kepala, meski ia sebenarnya mampu. Perez meletakkan keyakinannya akan masa depan, bukan kenikmatan sesaat.

Meski membeli pemain-pemain muda, Madrid tak lantas buta dengan kualitas. Bahkan, boleh dibilang, pemain-pemain muda yang diboyong Real Madrid musim panas ini, punya potensi yang luar biasa. Tak hanya yang dibeli, beberapa pemain muda sudah lama “dipupuk” oleh Real Madrid sejak lama. Mereka dipinjamkan ke klub lain untuk mendapatkan menit bermain.

Artinya, sudah sejak lama Perez menyiapkan kebijakan ini. Sudah sejak lama Perez berhitung dengan perubahan wajah sepak bola (industri). Buktinya sangat terasa dengan beberapa pemain dari La Fabrica, akademi Real Madrid, punya potensi besar. Mulai dari Luca Zidane, Achraf Hakimi, Oscar Rodriguez, Sergio Diaz, Federico Valverde, Dani Gomez.

Anda belum mengenal nama-nama itu? Silakan segera ke mesin pencari di daring dan cari tahu besarnya potensi mereka.

Selain di akademi, proses peremajaan skuat dan regenerasi juga sudah dilakukan di tim utama. Dari Jesus Vallejo yang menggantikan Pepe, hingga duet Isco Alarcon dan Marco Asensio yang tengah menyita perhatian dunia. Skuat Real Madrid saat ini adalah cerminan kebijakan Perez yang sangat boleh untuk ditiru.

Sebuah sikap emas, di mana seorang yang pernah “menguasai” jendela transfer, mau menekan ego dan ambis demi masa depan. Sebuah sikap emas, ketika seseorang mau mengubah pandangan demi sesuatu yang lebih baik.

Satu hal lagi yang harus dicatat baik-baik. Setidaknya untuk 10 atau 15 tahun ke depan, Madrid sudah punya tunas pemain berkualitas. Ketika tim utama mulai berganti rupa, Los Blancos tak akan limbung karena harus berbelanja dalam jumlah besar.

Visi ini yang akan menentukan maraton, lomba lari jarak jauh dengan klub-klub kaya yang lebih sibuk mengumpulkan pemain mahal untuk kurun waktu lima tahun saja. City sudah mulai membangun akademi mereka. Bagaimana dengan PSG? Sampai kapan sumur minyak itu akan tetap basah? Sikap emas Florentino Perez, tirulah!

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen