Eropa Inggris

Inkonsistensi Danny Welbeck dan Menakar Kelayakannya Bermain dari Awal Laga

Ketika Arsenal tengah menghadapi Bournemouth, ada satu perdebatan yang menarik di lini masa Twitter pribadi saya. Pemicu dari perdebatan itu adalah penyerang tampan milik Arsenal, Danny Welbeck. Welbeck memang tampil menggila ketika The Gunners mampu melumat Bournemouth dengan skor meyakinkan, 3-0.

Mantan pemain Manchester United itu sendiri terlibat di semua gol Arsenal dengan mencetak dua gol dan menciptakan satu asis bagi rekrutan baru, Alexandre Lacazette. Lalu, muncullah beberapa cuitan yang menyindir orang-orang yang meragukan Welbeck ketika dipasang sejak awal laga oleh Arsene Wenger.

Sindiran ini tentu mendapat bantahan habis-habisan, sebuah kewajaran sebenarnya. Orang-orang yang menyindir itu seolah-olah hilang ingatan, karena sebenarnya keraguan terhadap Welbeck adalah satu kewajaran, mengingat betapa mengecewakan dirinya di dua laga terakhir Arsenal yang berujung pada kekalahan. Memang, di laga kontra The Cherries, Welbeck bermain tanpa cela. Walaupun begitu, tidak bijak untuk melupakan masalah utama dari juru gedor timnas Inggris itu, yakni inkonsistensi.

Welbeck barangkali adalah pemain yang benar-benar mampu membuat frustrasi para Gooners, sebutan dari suporter Arsenal. Ketika ia sedang on the mood, pemain berusia 26 tahun ini sangatlah berbahaya. Penampilan melawan Bournemouth ini adalah contohnya. Selain mencetak dua gol dan satu asis, Welbz juga berhasil membuat dua operan kunci. Performanya memang dapat dikatakan membungkam orang-orang yang ragu ketika namanya tertera di susunan pemain Arsenal.

Namun, di situlah bahaya mengintai. Satu performa bagus dari Welbeck tidak seharusnya menutupi fakta bahwa ia bermain begitu buruk ketika Arsenal takluk dari Stoke City dan Liverpool. Sulit untuk dilupakan, bagaimana pemain bernomor punggung 23 ini membuang-buang peluang ketika melawan Stoke, atau terlihat susah bergerak ketika melawan Liverpool.

Welbeck memang pantas dipuji seusai melawan Bournemouth, namun ada baiknya pendukung Arsenal melihat dengan jangkauan yang lebih luas. Jujur saja, jauh lebih baik mencetak satu gol tiap laga ketimbang tiga gol dalam satu laga lalu absen mencetak gol di laga-laga selanjutnya.

Konsistensi inilah yang harus diharapkan dari Welbeck. Memang tidak mudah untuk mempertahankan konsistensi di setiap laga, namun, Welbeck perlu belajar bagaimana untuk setidaknya tidak terus tampil buruk, menggila di satu laga, dan kembali memburuk.

Lalu, apakah Welbeck pantas untuk mendapatkan posisinya sebagai starting XI di tim Arsenal? Jika Alexandre Lacazette, Mesut Özil, dan Alexis Sanchez dapat dimainkan bersamaan, tentu jawabannya tidak. Welbeck bukanlah pemain yang buruk sebenarnya, namun ia memiliki masalah dengan konsistensi dan penyelesaian akhirnya (berapa kali kita melihat Welbeck terpeleset ketika menendang bola). Walau begitu, determinasi dan kemampuan fisik Welbeck bisa diandalkan.

Tapi sejatinya, kemampuan Lacazette, Özil, dan Sanchez tentu sedikit berada di atas Welbeck. Dalam skema 3-4-2-1 Arsenal yang belakangan ini diterapkan Wenger, Welbeck kerap kali bermain di belakang penyerang tunggal. Dari empat laga awal Arsenal, Welbeck tiga kali bermain di posisi tersebut, dan satu kali bermain sebagai penyerang tengah ketika Arsenal dihancurkan Liverpool.

Untuk posisi di belakang penyerang, hak milik sudah dipegang penuh oleh Sanchez dan Özil, dua pemain yang dapat dikatakan sebagai dua pemain terbaik milik Arsenal. Di posisi juru gedor, tentu nama Welbeck berada di belakang duo Prancis, Lacazette dan Olivier Giroud. Jika ada salah satu dari trio Laca-Sanchez-Ozil, seperti dua laga awal Arsenal di Liga Primer Inggris musim ini, barulah nama Welbeck pantas untuk masuk ke tim utama.

Pemain yang seringkali dijadikan meme oleh pendukung Arsenal ini sebenarnya sangat cocok apabila masuk dari bangku cadangan. Memang, kini titel supersub di Arsenal dipegang oleh Giroud, namun Welbeck berpotensi menggeser Giroud dari titel ini. Ia memiliki kecepatan untuk menyiksa bek lawan yang kelelahan dan kemampuan dribelnya juga tidak dapat diremehkan. Ingat bagaimana ia membuat harapan suporter Arsenal untuk juara melambung tinggi ketika sundulannya di menit 94 memenangkan klubnya di laga perebutan titel liga melawan Leicester? Ya, Welbeck masuk dari bangku cadangan di laga itu.

Pertanyaannya adalah, mampukah Welbeck tampil konsisten? Suporter Arsenal harus berterima kasih padanya pascalaga melawan Bournemouth, namun sebaiknya tidak terbuai olehnya sebelum Welbeck mampu tampil baik dengan konsisten.

Lalu, apakah di laga selanjutnya melawan Chelsea, Welbeck pantas untuk bermain dari awal laga? Bila Sanchez sudah fit sepenuhnya dan Lacazette sudah menyatu dengan ritme permainan Liga Inggris, Welbeck bisa kehilangan tempatnya di tim utama.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket