Terkesan seram ya membaca judul ini? Banyak mungkin yang berharap ini tidak akan terjadi. Apa yang kurang dari Lionel Messi sampai ia rawan tak berangkat ke Piala Dunia?
Sejumlah rekor sudah ditorehkannya bersama Barcelona. Kekurangannya cuma satu: belum mengangkat trofi buat negaranya. Tiga kali ke final (Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America edisi seabad 2016) ujung-ujungnya hanya memperoleh cap runner-up. Tentunya tak sedikit yang berharap tahun depan jadi tahunnya Messi agar sempurna sudah karier sepak bolanya.
Tetapi, sepak bola bukan soal satu pemain yang super hebat. Kerja sama tim diperlukan. Namun, apa kurangnya Argentina? Selain Messi, bukannya masih ada rekan-rekannya yang tak kalah heba?. Ada bek veteran yang juga rekan Messi di Blaugrana, Javier Mascherano, lalu ada Paulo Dybala yang menjadi salah satu komoditas terpanas di bursa transfer dan ada Mauro Icardi yang bermain untuk Internazionale Milano.
Tapi kini, Albiceleste memang tengah ketar-ketir karena nasib mereka benar-benar di ujung tanduk. Berada di posisi lima klasemen zona CONMEBOL, mereka jelas belum aman. Masih ada dua laga sisa, yaitu melawan Peru (kandang) dan Ekuador (tandang).
Turun peringkat ke posisi enam, otomatis mereka tidak akan lolos ke Rusia. Masih berada di peringkat lima berarti harus melakoni play-off melawan juara zona Oseania.
Lini depan yang mandul
Sekitar bulan April, sudah sempat ada kekhawatiran apakah Argentina benar-benar akan gagal ke Piala Dunia. Ajang bergengsi dunia tanpa Argentina dan pemain terbaik dunia? Seperti sayur tanpa garam, bukan? Argentina sudah dua kali juara (1978, 1986) dan tiga kali menjadi juara kedua ( 1930, 1990, 2014).
Serangkaian hasil kurang memuaskan di kualifikasi Piala Dunia membuat pelatih sebelumnya, Edgardo Bauza, dipecat pada April lalu. Saat itu, Argentina (masih) berada di peringkat lima klasemen grup dengan perolehan 22 poin.
Lalu, di awal Juni, mantan pelatih Sevilla, Jorge Sampaoli, resmi ditunjuk AFA (PSSI-nya Argentina) menangani tim Tango. Tentunya tanggung jawab yang diemban tidak ringan.
Hasil imbang melawan tim sekelas Venezuela jelas membuat pelatih berkepala plontos ini kecewa. Wajar saja, dengan kualitas penyerang seperti Messi, lcardi, dan Dybala, Argentina justru harus kebobolan lebih dulu. Tim Tango baru bisa menyamakan kedudukan dan itu juga lewat gol bunuh diri lawan.
Minggu sebelumnya (sebelum lawan Venezuela), Argentina juga bermain imbang 0-0 lawan Uruguay. Dan ada isu bahwa Sampaoli dan sang megabintang tengah mengalami konflik. Hal yang dibantah mantan arsitek timnas Cile ini. Bahkan Messi tetap dipuji sekalipun keseluruhan penampilan tim mengecewakan.
Apakah Argentina tergantung dengan Messi? Bagi Sampaoli, sulit seratus persen menghilangkan peran Messi bagi Argentina. Namun ketika Messi tampil baik pun, ada beberapa pemain yang tak mampu tampil seperti level yang mereka tunjukkan di klub.