Nasional Bola

Hikayat Iwan Setiawan dan Mulut Besarnya

Dia kembali membuat kontroversi. Setelah mengacungkan jari tengah ke arah suporter Persebaya Surabaya, Iwan Setiawan kini kembali melontarkan pernyataan negatif. Ia berharap Timnas U-19 gagal di Piala AFF U-18, sehingga dirinya dapat menggantikan Indra Sjafri sebagai juru taktik Garuda Jaya.

“Karena menurut saya Indra Sjafri tidak pantas menjadi pelatih tim nasional. Kurang cocok Indra Sjafri. Iwan Setiawan lebih cocok. Kalau menurut saya tidak cocok Indra Sjafri. Orang gagal terus kok Indra Sjafri.”

Pernyataan itu dilontarkan Iwan setelah timnya, Pusamania Borneo FC, mengalahkan Persegres Gresik United 1-0 di laga tunda pekan ke-20, Senin (4/9) lalu, seperti dikutip dari Jawa Pos.

Meski seringkali membuat komentar-komentar yang menyulut emosi, nyatanya sebagian besar perkataan Iwan justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Segala sesuatu yang ia tanggapi justru berkembang jadi semakin baik, tetapi dia sendiri malah tak kunjung berprestasi.

Baca juga: Iwan Setiawan dan Komunikasi yang Bersifat Irreversible

Selain kemenangan 2-1 atas Myanmar di Piala AFF U-18 yang terjadi setelah pernyataan arogan keluar dari mulut Iwan, berikut ini adalah beberapa komentar pedas lainnya yang menjadi senjata makan tuan bagi pelatih berkacamata ini.

Termakan omongan sendiri

“Borneo tidak akan lolos kalau pelatihnya bukan saya. Tim PBFC itu sudah terbangun dengan karakter saya. Jadi, bau badan saya sudah melekat di tim PBFC.Kalau ada pelatih yang bilang mau mengubah gaya permainan saya. Lihat saja buktinya, mereka dikalahkan 1-3 oleh Surabaya United. Jadi, PBFC tidak hebat kalau pelatihnya bukan saya.”

Seperti yang telah kita ketahui, Iwan lengser setelah PBFC ditundukkan PS TNI di Piala Jenderal Sudirman 2015. Padahal, ia sebelumnya memandang kesebelasan berbaju hijau itu sebelah mata.

“Kami tidak terlalu memedulikan PS TNI, kami lebih peduli dengan taktik tim kami. Karena buat kami PS TNI bukan apa-apa, bukan sandungan. Sepanjang kami fokus, sepanjang kami konsentrasi.”

Menanggapi kemenangan 2-1 PS TNI atas Surabaya United, pelatih yang menjuluki dirinya The Special Wan ini memberikan dua komentar.

“Mereka tidak ada yang cepat. Cepat bagaimana? Itu karena Surabaya United yang bodoh karena tidak bisa lari.”

“Legimin pemain tua, guys. Dia tidak dipakai di Super League akhirnya dia turun kasta. Baru sekarang dia bisa menonjol, Zaman bagus-bagusnya Legimin, kita tahu dia tidak hebat dalam heading. Tiba-tiba lawan Surabaya United dia bisa cetak gol dari heading. Berarti siapa yang pintar? Legiminnya atau Surabaya Unitednya yang goblok?”

Dua tahun kemudian, PBFC kembali mengontraknya di sisa musim Go-Jek Traveloka Liga 1, tapi dengan syarat khusus.

“Manajemen sudah memasukkan salah satu klausul dalam kontraknya terkait psywar. Mungkin ada sanksi tertentu untuk beliau apabila terlalu banyak tingkah ketimbang prestasi,” ungkap Farid Abubakar, manajer Borneo FC, dikutip dari Bolalob.

Previous
Page 1 / 4