Nasional Bola

Ketika Penyerang Lokal Beralih Peran Menjadi Raja Asis di Liga 1

Kredit: Lerby Eliandri

Untung dan rugi

Melimpahnya jumlah asis yang dicetak oleh para penyerang lokal ini sebenarnya dapat menjadi berkah bagi timnas Indonesia. Dengan ketajaman yang telah dimiliki sebelumnya, kini kemampuan mereka kian komplit dengan keahlian mengirim umpan jitu yang berujung gol.

Boaz Solossa contohnya. Keberadaan Addison Alves sebagai penyerang tengah baru di Persipura membuat kapten Mutiara Hitam ini bermain lebih melebar untuk mengakomodasi pergerakan Addison. Hasilnya, Boaz yang pernah menjadi raja gol di liga Indonesia, kini berubah menjadi raja asis, untuk menutup torehan golnya yang minim.

Hal serupa juga terjadi pada Irfan Bachdim. Musim ini ia tidak lagi bermain tepat di belakang penyerang, namun bergeser ke kanan. Menurut Widodo Cahyono Putro, pemain naturalisasi asal Belanda ini akan lebih berbahaya jika ditempatkan di sayap kanan dan pengamatannya itu terbukti jitu.

“Soal Irfan, kenapa saya tempatkan di sayap kanan, tidak di tengah seperti pelatih sebelumnya, menurut pengamatan saya, Irfan bukan tipe gelandang playmaker, dia bukan pembagi bola. Menurut pengamatan saya, Irfan ini sangat berbahaya dalam penyerangan. Ia cepat dan bisa balik badan (memutar badan dan langsung menembak bola). Makanya kemudian saya tempatkan Irfan di kanan ketimbang di tengah”, tutur Cak Wid saat diwawancarai Football Tribe Indonesia.

Walaupun anomali ini tampaknya semakin melengkapi kualitas para penyerang lokal, namun di sisi lain, berubahnya peran para penyerang ini juga kembali menguak permasalahan utama yang terjadi di Indonesia: lambatnya regenerasi penyerang lokal.

Sejak pensiunnya Kurniawan Dwi Julianto, pengunduran diri Bambang Pamungkas, dan menuanya Boaz Solossa serta Cristian Gonzales, timnas kita tak lagi memiliki ujung tombak tajam di lini depan. Lerby Eliandry memang menjadi penyerang lokal tersubur di liga saat ini, namun di timnas ia belum mampu menyemai tingkat ketajaman empat seniornya itu.

Selain Lerby, kandidat terkuat untuk mengisi posisi nomor 9 di tim Garuda adalah Marinus Wanewar. Akan tetapi, temperamennya harus ditekan lebih dulu sebelum berpikir untuk naik level ke timnas senior.

Gelombang kedatangan penyerang asing memang terus menerjang tiada henti dan menipiskan peluang bermain para penyerang lokal di klubnya masing-masing. Jika Lerby dan Marinus belum dapat meyakinkan Luis Milla untuk dibawa ke Piala AFF 2018 mendatang, ada baiknya ia sedikit menengok ke bawah untuk mencari pemain-pemain yang bersinar terang dengan jam terbang tinggi di Liga 2.

https://www.instagram.com/p/BYpyCG3l-2S/

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.