Eropa Inggris

Pesona Liverpool yang Bersinar Terang di Bursa Transfer Musim Panas

Pernakah Anda memiliki seorang kawan laki-laki yang sangat pandai dalam memikat hati wanita? Tak hanya satu, namun banyak wanita yang kepincut oleh pesona teman Anda tersebut. Tentu ada alasannya bukan, mengapa teman Anda itu begitu memesona hingga banyak wanita yang jatuh ke pelukannya?

Mulai dari pintar, tampan, atau mungkin tajir? Atau bisa saja gabungan dari semuanya. Di bursa transfer musim panas ini yang baru saja berakhir, Liverpool dapat diibaratkan seperti kawan Anda yang memesona tersebut.

Memang, Liverpool dapat dikatakan sebagai salah satu klub besar nan bersejarah, namun, pamor klub Merseyside ini sempat anjlok sejak beberapa tahun lalu. Kini, pesona Liverpool kembali bersinar terang, mengalahkan klub-klub rivalnya. Banyak pemain yang kepincut dan jatuh hati kepadanya, walau tak semuanya bersambut bahagia.

Jika kaya, cerdas, atau tampan adalah beberapa alasan mengapa seorang pria mampu menebar pesonanya, maka tentu klub sepak bola seperti Liverpool memiliki alasannya sendiri.

Sederet pesona Liverpool musim ini

Yang pertama adalah partisipasi Liverpool di Liga Champions.

Magnet Liga Champions memang terasa sekali pengaruhnya bagi satu klub untuk memikat pemain incarannya. Sebagai pesepak bola, adalah sebuah keharusan untuk bermain di level setinggi mungkin, dan Liga Champions adalah level tertinggi kompetisi antarklub di Eropa.

Liverpool, yang sudah cukup lama absen di Liga Champions, akhirnya kembali ke kompetisi paling bergengsi di Eropa ini, dan langsung merasakan dampak dari partisipasi mereka di Liga Champions. Sebut saja nama Thomas Lemar, gelandang muda berbakat asal Prancis, yang menolak tawaran dari Arsenal karena mendengar bahwa Liverpool tertarik kepadanya.

Lemar tentu tidak ingin bermain di Liga Malam Jumat bersama Arsenal, sedangkan ia bisa bermain di Liga Champions bersama Liverpool (dan AS Monaco, klubnya saat ini). Walaupun pada akhirnya Lemar tidak jadi bergabung bersama Liverpool, penolakan Lemar terhadap tawaran Arsenal demi Liverpool menjadi indikasi bahwa pesona Liverpool karena partisipasinya di Liga Champions bukanlah isapan jempol belaka.

Alasan kedua adalah pelatih Liverpool saat ini, Jürgen Klopp. Pelatih asal Jerman ini memang memiliki pesona tersendiri bagi pesepak bola. Legenda Liverpool, Steven Gerrad, tidak menampik fakta bahwa Klopp mampu menjadi magnet bagi pemain bintang untuk bermain di Liverpool.

Bahkan, Gerrard mengungkapkan bahwa ia sangat ingin dilatih oleh Klopp. Pelatih berusia 50 tahun itu memang terkesan ekspresif dan tidak rapi, namun gaya sepak bolanya sangat berlawanan dengan tampilannya. Gegenpressing milik Klopp sangatlah teratur, dan serangan balik skema Klopp sangat cepat dan rapi. Selain itu, pribadi Klopp yang menyenangkan dan mudah dekat dengan pemainnya menjadi nilai plus sendiri. Tak heran, semenjak dilatih Klopp, pesona Liverpool kembali meningkat.

Alasan ketiga adalah kebangkitan dari Liverpool sendiri. Semenjak diambil kendali oleh Klopp, perkembangan Liverpool menjadi makin baik seiring waktu. Partisipasi Liverpool di Liga Champions adalah langkah awal dari kesuksesan Liverpool yang sepertinya tinggal menunggu waktu.

Sebagai pesepak bola, tentu saja mereka ingin berkembang bersama klub yang juga tengah berkembang ke arah yang lebih baik lagi, bukan ke klub yang sedang mengalami masa-masa sulit. Perkembangan Liverpool menunjukkan ke arah yang positif, dan itu menjadi alasan mengapa Liverpool begitu ditaksir oleh pesepak bola papan atas atau pesepak bola muda yang tengah mekar.

Sudah banyak pemain dan klub yang menjadi “korban” tebar pesona Liverpool. Selain Lemar, Alex Oxlade-Chamberlain adalah salah satu contohnya. Kabarnya, Chambo, sapaan akrabnya, menolak gaji senilai 180 ribu paun yang ditawarkan Arsenal dan 220 ribu paun yang ditawarkan Chelsea.

Alih-alih menerima uang banyak, Chambo memilih untuk bergabung dengan Liverpool yang “hanya” menawarkan gaji sebesar 120 ribu paun. Memang, di Liverpool, kans Chamberlain untuk bermain di tengah, posisi yang ia inginkan, lebih besar ketimbang bertahan di Arsenal atau bergabung dengan Chelsea. Masih ada juga nama Naby Keita dan Virgil van Dijk yang sampai mengalami konflik dengan klub masing-masing akibat kabar ketertarikan Liverpool. Pada akhirnya, memang hanya Keita yang berhasil direkrut, namun itu menunjukkan bahwa hanya dengan menyatakan ketertarikan, Liverpool mampu membuat Keita dan van Dijk bertengkar dengan “pacar” mereka masing-masing.

Liverpool kini tidak bisa lagi dipandang seperti Liverpool di beberapa tahun sebelum sekarang. Bukan tidak mungkin, di masa depan, Liverpool mampu memikat pemain-pemain dengan kaliber lebih tinggi lagi, seperti calon-calon pemenang Ballon d’Or.

Untuk saat ini, Kopites harus mensyukuri lolosnya Liverpool ke Liga Champions, keberadaan Jürgen Klopp, dan perkembangan positif Liverpool yang menjadi alasan utama dari pesona Liverpool yang bersinar terang.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket