Turun Minum Serba-Serbi

Lima Klub dengan Transfer Terburuk di Musim Panas 2017/2018

Hadirnya bursa transfer dalam periode libur kompetisi tentu membuat sepak bola tetap hidup dan bergejolak. Akan tetapi, semua itu memang menggeser hakikat sepak bola yang dimainkan di atas lapangan rumput menjadi sebuah ‘permainan’ di meja perundingan. Orang-orang yang paling sibuk di masa ini bukan saja para pelatih dan pemain, namun para direktur olahraga yang kerap menjadi penentu kebijakan sebuah transfer.

Pada periode ini pula, masing-masing klub tentu akan melakukan berbagai macam cara untuk mewujudkan sejumlah perekrutan yang dirasa perlu. Karena bagaimanapun juga, perbaikan secara berkala selalu dibutuhkan oleh setiap kesebelasan guna menyongsong musim baru yang lekat dengan harapan baru. Kegagalan di musim kemarin wajib ditebus di musim baru. Keberhasilan di musim yang telah lewat kudu dipertahankan di musim anyar.

Bagi para penggemar sepak bola, warna-warni yang terjadi pada bursa transfer sungguh kelewat seru untuk dilewatkan begitu saja. Meski kenyataannya, memfokuskan segala perhatian terhadap bursa transfer juga tak begitu elok. Pasalnya, ada jutaan kabar yang lalu-lalang di telinga dan mata. Mengikuti serta memercayainya mentah-mentah juga bukan sesuatu yang baik untuk kesehatan.

Uniknya, hal-hal kurang baik itu juga tak hanya menghampiri para penikmat sepak bola. Klub-klub yang ada juga punya ceritanya sendiri menyoal transfer yang kurang baik atau bahkan gagal. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari pembelian sosok yang sia-sia, perekrutan nama medioker tapi berharga mahal, sampai kesepakatan-kesepakatan gila yang menohok lantaran merusak harga pasar.

Dalam kesempatan ini, Football Tribe Indonesia mencoba untuk merangkum beberapa klub yang transfernya kami rasa cukup buruk karena sejumlah alasan yang tentu saja rasional. Berikut daftarnya:

Barcelona

Sebagai klub yang punya prestasi mentereng dalam kurun satu dekade terakhir, masuknya Barcelona dalam daftar ini mungkin terasa mengagetkan bagi sejumlah kalangan, utamanya para Barcelonistas. Namun sungguh, pembaca sedang tidak salah baca perihal ini.

Seusai ditinggal Neymar yang menyeberang ke Paris Saint-Germain (PSG), Barcelona justru terlihat begitu terburu-buru dalam bergerak. Beberapa nama yang mereka datangkan sejatinya bukanlah incaran utama, melainkan nama-nama alternatif yang pada awalnya cuma dijadikan opsi tambahan.

Gerard Deulofeu, Paulinho sampai Nelson Semedo tentu nama yang kurang mewah untuk klub seukuran Los Cules. Apalagi, untuk memboyong ketiga nama tersebut, Barcelona harus merogoh kocek yang tak sedikit. Kedatangan Ousmane Dembele cukup menyegarkan memang, namun nominal yang sangat fantastis untuk pemuda 20 tahun tersebut cukup mencengangkan.

Tapi jujur saja, mencari pengganti Neymar bukanlah persoalan mudah karena selain punya kemampuan tinggi, Barcelona juga harus mendapatkan sosok yang ‘mau’ menjadi cameo dari Lionel Messi. Celakanya, situasi ini sendiri diperparah dengan semakin keringnya ‘sumur’ bernama akademi La Masia dalam mempromosikan bakat-bakat terbaiknya. Barcelona pun terkena imbas yang tidak mengenakkan akan hal ini.

Previous
Page 1 / 5