Bangkit dari penjara
Insiden yang paling tersohor adalah saat dirinya berkelahi dengan rekan setim, Ousmane Dabo, pada sesi latihan City hingga sang pemain tak sadarkan diri. Atas kejadian itu, Barton harus menjalani hukuman penjara dan mengakhiri karier di The Citizens lebih dini. Usai jadi pesakitan, pendukung Partai Buruh di Inggris itu memilih Newcastle United sebagai destinasi anyarnya. Di St. James’ Park, Barton tetap dikenal sebagai pemain brutal, tapi dicintai suporter karena dedikasi dan kerja kerasnya.
Kendati sempat diwarnai perselisihannya dengan manajer Alan Shearer, Barton bertahan di Newcastle, bahkan saat terdegradasi ke Divisi Championship musim 2009/2010. Teman dekat pentolan Oasis, Noel Gallagher itu, membantu The Magpies promosi semusim setelahnya.
Hingga akhirnya pada musim panas 2011, Barton pindah ke Queens Park Rangers dan ditahbiskan menjadi kapten klub. Pengalaman buruk membuatnya banyak belajar dan sempat bangkit hingga menuai pujian baik dari suporter maupun manajer QPR kala itu, Mark Hughes.
Sayangnya, periode baik tersebut tak bertahan lama. Pada laga pamungkas musim 2011/2012, Barton mendapat kartu merah usai menyikut penyerang Manchester City, Carlos Tevez. QPR yang kala itu berada di ambang degradasi, akhirnya tertolong oleh hasil tim lain, meski di Etihad Stadium kalah dan sekaligus jadi penentu gelar juara The Citizens. Setelahnya, Barton sempat menjalani masa peminjaman lumayan baik di Olympique Marseille, salah satunya lewat gol dari sepak pojok langsung.
Musim 2015/2016, Barton bergabung dengan Burnley dan jadi bintang atas promosi klub ke Liga Primer Inggris, tapi malah pindah ke Rangers FC di Liga Skotlandia. Dia kembali ke Burnley awal tahun ini, sebelum dihukum 18 bulan larangan bertanding akibat terbukti berjudi hingga lebih dari seribu kali pada periode 2006 sampai 2016 lalu. Kini meski hukumannya dikurangi lebih dari lima bulan, Barton lebih banyak menghabiskan waktu jadi komentator, baik di media maupun di Twitter.
Sebagai seorang komentator, Barton tak jarang mengeluarkan kritikan pedas. Namun, hal itu malah jadi bumbu tersendiri akan kejujuran dalam beropini yang terus dipegangnya. Mantan kapten Liverpool dan timnas Inggris, Steven Gerrard, sempat memuji Barton karena menganggapnya sebagai salah satu pesepak bola dengan filosofi bagus. Banyak juga yang menyebut pengoleksi satu caps bersama timnas senior Inggris itu mirip dengan Eric Cantona, tentu minus beragam trofi yang diraih sang legenda bersama Manchester United.
Untuk pemain yang dibenci sekaligus dicintai, angkat gelas sekali lagi dan rayakan hari bahagianya dengan suka cita seraya berharap masih bisa melihatnya kembali beraksi di atas lapangan hijau. Selamat ulang tahun, Joseph Anthony Barton!
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho