Indonesia….
Kami datang…..
Mendukungmu…..
Selamanyaaaaa…..
Mereka acap sekali memenuhi satu tribun di Stadion Shah Alam dan Stadion Selayang, memerahkan warna tribun yang mereka tempati, dan hampir tidak pernah berhenti bernyanyi selama pertandingan. Suara mereka lantang membahana, memenuhi stadion dengan nyanyian dukungan yang merdu di telinga, dan tak sedikit pun dimuati kata-kata ejekan dengan nada rasis atau terkesan kasar bagi tim atau suporter lawan.
Ketika pertama kali mewawancarai salah satu anggota mereka di dekat loket pembelian tiket Stadion Shah Alam pada laga perdana timnas Indonesia melawan Thailand, baju kebesaran mereka begitu mencolok dengan warna merah yang menyala dan tulisan di baju berwarna putih bertuliskan “ALIANSI SUPORTER INDONESIA DI MALAYSIA”. Dari wawancara tersebut kemudian saya tahu, barisan suporter inilah yang kemudian menjadi separuh nyawa Garuda di dalam lapangan.
Ketika Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan berpeluh di atas lapangan, di sampingnya, tepat di atas tribun, mereka tak henti bernyanyi. Salah satu pentolan anak-anak Aliansi yang kami temui di Stadion Selayang pada laga ketiga kontra Timor Leste, mengatakan bahwa sudah sejak Piala AFF 2016 lalu, anak-anak Aliansi rutin mendukung perjuangan timnas berlaga di sekitaran ASEAN.
“Kami mendedikasikan diri untuk mendukung timnas Indonesia dengan menanggalkan atribut klub lokal dukungan kami. Tidak ada warna biru atau hijau, hanya merah dan putih, warna kebesaran Indonesia. Semua warna kebesaran klub yang kami dukung di Indonesia kami tanggalkan hanya demi Merah-Putih”, ujar salah satu pentolan Aliansi yang merupakan anggota dari Ultras Gresik Malaysia.