Keputusannya melepas Gabriel Paulista masih bisa dimaklumi. Narasi demi kebaikan bersama cukup masuk akal. Gabriel akan mendapatkan menit bermain dan bek-bek muda Arsenal bisa naik tingkat. Namun, indikasi Arsene Wenger yang seperti hendak melepas Shkodran Mustafi sontak membuat bulu mata berdiri.
Mustafi datang ke Arsenal dengan ekspektasi tinggi. Kemampuannya sebagai pemain bertahan diharapkan bisa memudahkan kerja Laurent Koscielny dan menjadi penerus Per Mertesacker. Dan memang, Mustafi seperti sangat mudah menjalin kerja sama dengan Koscielny. Tercatat 12 laga awal Mustafi bersama Arsenal dilewati dengan kemenangan.
Lini belakang menjadi lebih kokoh, lebih stabil. Di bangku cadangan, Mertesacker dengan sabar menunggu gilirannya bermain dan Gabriel menjadi pilihan kedua dengan kualitas yang bisa dandalkan ketika ia bermain dengan tenang. Masa-masa itu, awal musim 2016/2017 semuanya nampak sempurna untuk Arsenal.
Mustafi, seperti menghadirkan keseimbangan di lini belakang. Koscielny, menemukan tandem yang sesuai. Salah satu penampilan terbaik duet Koscielny dan Mustafi adalah ketika meredam Diego Costa dan Chelsea dalam kemenangan 3-0. Sebuah pertunjukan dua pemain bertahan dengan teknik dan kecepatan.
Oleh sebab itu, melihat potensi keberadaan Mustafi bagi Arsenal, indikasi menjual dirinya menjadi kejutan yang terasa getir. Mustafi memang bukan bek yang sempurna. Beberapa kali, ia kehilangan fokus di momen-momen penting, seperti ketika dibabat habis Bayern München di Liga Champions musim lalu.
Bek asal Jerman tersebut juga beberapa kali tidak mengambil keputusan yang tepat, terlalu mudah menjatuhkan diri untuk melakukan tekel dan membuat kesalahan elementer. Ia memang bukan pemain bertahan yang sempurna. Namun, perlu diakui, level Mustafi masih berada di atas Rob Holding, Calum Chambers, dan Krystian Bielik.
Holding dan Bielik adalah bek masa depan Arsenal. Keduanya punya kemampuan dasar untuk menjadi bek modern baru yang dibutuhkan. Namun, tentu, perkembangan keduanya membutuhkan proses dan waktu. Dan terutama, dua bek muda tersebut membutuhkan mentor yang tepat. Mustafi dan Koscielny seharusnya menjadi mentor untuk keduanya.
Bagaimana dengan Chambers? Bek asal Inggris ini nampaknya akan dipertahankan, terutama setelah Gabriel dilepas ke Valencia. Chambers bermain cukup baik ketika dipinjamkan ke Middlesbrough. Meski Boro akhirnya degradasi, sebelum cedera, Chambers bermain cukup konsisten. Mantan pemain akademi Southampton tersebut tak mengecewakan.
Intinya, Holding dan Chambers punya potensi. Ini fakta, meski harus diperjuangkan. Bahkan, Holding disebut punya bakat yang lebih besar ketimbang Chambers. Namun, seperti yang disebutkan di atas, perlu waktu bagi Holding untuk bisa benar-benar dipercaya bermain setiap pekannya.
Apakah melepas Mustafi ke Internazionale Milano menjadi indikasi Wenger akan menggunakan Holding dan Chambers? Ingat, di tim utama, jika Mustafi dilepas, bek senior Arsenal tinggal menyisakan Koscielny dan Mertesacker. Koscielny punya riwayat cedera panjang dan Mertesacker bermasalah dengan kebugaran.
Jika dirangkum, setelah melepas Gabriel dan Mustafi, Arsenal akan punya empat bek, di mana dua bek masih muda dan belum konsisten, dan dua terakhir bermasalah dengan cedera dan kebugaran. Sungguh pemandangan yang menyedihkan. Dan perlu diingat, ini penting, manajemen cedera dari Wenger sangat buruk.
Maka bisa dibayangkan, ketika Koscielny dan Mertesacker absen, apakah suporter Arsenal harus menggantungkan asa kepada Holding dan Chambers? Sungguh situasi yang berbahaya.
Bagaimana dengan Nacho Monreal dan Sead Kolasinac? Hanya tinggal mereka berdua yang bisa bermain sebagai bek kiri lantaran Kieran Gibbs akan dilepas ke Watford. Meski Monreal dan Kolasinac bisa bermain sebagai bek tengah, tanpa Koscielny atau Mertesacker, lini pertahanan Arsenal hanya akan menjadi bahan lelucon.
Bagaimana dengan opsi membeli bek baru?
Bisa dikatakan, opsi membeli bek tengah baru adalah opsi yang paling masuk akal. Ada beberapa nama yang bisa didekati, misalnya Virgil van Dijk. Bek Southampton tersebut sudah menyatakan ingin hengkang dan banderol 60 juta paun tentu dengan mudah ditutup Arsenal. Namun, membeli pemain baru tak hanya bergantung dengan uang yang dimiliki.
Arsenal masih punya pekerjaan rumah untuk melepas beberapa pemain sebelum bisa membeli. Skuat yang terlalu gemuk tentu tak sehat. Jika tak kunjung bisa menyelesaikan pekerjaan rumah ini, jangan harap Arsenal bisa membeli bek tengah baru.
Dihimpit waktu jendela transfer yang makin sempit, potensi panic buying bisa terjadi. Alih-alih mendapatkan pengganti Mustafi yang lebih baik, Arsenal justru membeli bek yang “mengecewakan”. Dan celakanya, Wenger punya catatan menyebalkan seperti ini.
Pada akhirnya, usaha mencoba memaklumi penjualan Mustafi nampaknya sia-sia. Tak ada alasan yang cukup kuat bagi Wenger untuk melepas Mustafi, bahkan apabila klub peminat siap membayar mahal. Kecuali memang si pemain sendiri yang ingin hengkang, maka Arsenal tak bisa berbuat banyak. Kedaulatan klub nampaknya semakin kabur akhir-akhir ini.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen