Digantikan Pirlo
Akhir era kekuasaan Albertini terjadi di akhir musim 2001/2002. Ia sebenarnya masih masuk dalam skuat Italia di Piala Dunia 2002, namun karena mengalami cedera parah di penghujung musim, ia tak dapat pulih tepat waktu dan harus mengurungkan niatnya untuk menjadikan ajang di Korea Selatan itu sebagai turnamen akbar terakhir yang diikutinya.
Ironisnya, di saat bersamaan, seorang pemuda bernama Andera Pirlo tengah meroket dan digadang-gadang sebagai suksesor Albertini. Secara perlahan, lampu sorot pun berpindah ke lelaki kurus itu, dan sinar Albertini mulai meredup secara bertahap.
Amunisinya telah menipis dan daya ledaknya tak lagi kuat. Cedera seringkali menghambatnya untuk kembali bersinar saat membela Atlético Madrid, Lazio, Atalanta, dan Barcelona. Hingga akhirnya ia mengeluarkan semua peluru, meletakkan shotgun-nya dengan hati-hati, dan memutuskan pensiun di akhir tahun 2005.
Tepat hari ini, senjata mematikan berdaya ledak tinggi itu merayakan ulang tahunnya yang ke-46. Meski pelurunya tak mampu mengenai satupun trofi di tingkat internasional, ia tetap layak dikenang sebagai seorang legenda, seorang gelandang terbaik yang pernah dimiliki Italia dan AC Milan.
Selamat ulang tahun, Maestro Demetrio! Sempatkanlah untuk kembali ke gudang amunisimu, isi lagi pelurumu, dan tembakkan senjatamu itu, di pertandingan yang sesuai dengan tingkat usiamu. Sebab, kami sangat merindukanmu.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.