Sejak referendum dan memutuskan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, tiap kali timnas Indonesia bertemu dengan Timor Leste, saya selalu merasa itu semacam laga derby yang dirindukan dalam hati saja. Coba sesekali kamu renungi, berapa kali kita beruji tanding dan selalu seringkali lawan yang dipilih adalah Timor Leste?
Timor Leste lawan yang ideal karena, satu, ia dekat dengan Indonesia. Kedua, postur pemain-pemainnya yang tinggi membuat beberapa staf pelatih timnas mungkin merasa meladeni timnas negara ini seperti serasa meladeni permainan tim Eropa. Ada tantangan yang terasa nyata dengan fisik-fisik pemain Timor Leste dan itu membantu kita beradaptasi kala meladeni pemain-pemain dengan bangun fisik serupa.
Tapi hari ini, (20/8), timnas Indonesia U-22 akan meladeni saudara muda di laga ketiga Grup B SEA Games 2017, dengan harapan tinggi. Empat poin di dua laga awal dan produktivitas gol yang lebih baik dari Thailand, membuat Garuda Muda duduk lumayan nyaman di posisi kedua di bawah Vietnam yang tampil superior dengan dua kemenangan awal atas Timor Leste dan Kamboja sebelumnya.
Posisi strategis dari melawan Timor Leste
Hal ini sering terlewat, tapi kita perlu menelisik lebih jauh karena detail kecil sering membuat sepak bola menjadi sesuatu yang menarik. Meladeni Timor Leste seusai negara ini meladeni Vietnam dan Thailand merupakan keuntungan tersendiri bagi anak asuh Luis Milla.
Pertama, Indonesia memiliki bayangan jelas untuk wajib menang dengan skor berapa, mengingat dua tim terkuat lain di Grup B, sudah menentukan hasil mereka masing-masing melawan saudara muda kita ini. Bila Vietnam mampu menggelontor empat gol ke gawang Timor Leste dan Thailand hanya mampu mencetak satu gol, tentu Garuda Muda punya target realistis dan jelas berapa yang harus mereka cetak ke gawang negara ini untuk berjaga-jaga pada produktivitas gol bila di akhir penyisihan grup, poin beberapa negara di pos satu sampai tiga akan sama.