Eropa Italia

Mengintip Persiapan Parma Mengarungi Serie B

Melalui sebuah perjuangan hebat dan tak kenal lelah, di musim kompetisi 2016/2017 kemarin, mantan anggota Il Sette Magnifico, Parma, berhasil menggenggam tiket promosi dari Lega Pro (setara divisi tiga) ke Serie B. Pada babak final play-off, I Gialloblu sukses mengalahkan Alessandria dengan skor akhir 2-0.

Keberhasilan Parma naik kasta ke Serie B jelas disambut meriah oleh Parmagiani, suporter setia mereka. Tak cuma di Italia, tapi juga mereka yang berada di Indonesia. Bahkan, suporter kesebelasan Italia lain seperti Interisti, Juventini, Milanisti, Laziale, dan Romanisti, juga turut berbahagia dengan kesuksesan tim yang punya koleksi dua gelar Piala UEFA (kini Liga Europa) itu.

Bayangan kelam perihal kebangkrutan yang dialami Parma beberapa tahun silam jelas masih tersimpan di benak Parmagiani. Akan tetapi, hal tersebut tidak memengaruhi harapan mereka bahwa klub kesayangannya pasti akan kembali lagi ke Serie A, level tertinggi di kancah sepak bola Italia.

Baca juga: Mengenal Isyarat Tangan Pemain Serie A

Terlebih, Parma baru saja diakuisisi oleh pengusaha asal Cina yang juga memiliki tim di Spanyol, Granada FC, Jiang Lizhang. Kedatangan pemilik anyar yang kemudian menunjuk legenda hidup Parma, Hernan Crespo, sebagai wakil presiden klub yang baru ini, tentu saja melonjakkan asa jelang bergulirnya musim kompetisi 2017/2018.

Walau begitu, Parmagiani sadar jika sang owner takkan bergerak masif untuk membangun sebuah tim yang kompetitif guna bertarung di Serie B. Pada prinsipnya, persiapan I Gialloblu selama jeda kompetisi kali ini juga sama seperti yang mereka lakukan usai pailit. Merekrut pemain dengan harga murah dan sesuai kebutuhan.

Berdasarkan data yang dirangkum via Transfermarkt, Parma telah mendatangkan lebih dari selusin nama baru sebagai langkah memperkuat armada tempur. Mayoritas pemain itu didatangkan lewat metode peminjaman dan juga perekrutan gratis. Hal ini wajar lantaran kondisi finansial I Gialloblu juga tak semantap dahulu.

Menariknya, pelatih Roberto D’Aversa bisa mendapatkan penggawa yang punya kualitas semisal Roberto Insigne dan Luca Siligardi dari kedua cara tersebut. Satu-satunya pemain yang memaksa Parma menggelontorkan fulus agar bisa dicomot ke Stadion Ennio Tardini hanyalah Antonio Di Gaudio, winger milik Carpi, yang ditebus dengan harga 1,3 juta euro.

Bagi sebagian pihak, selain Emanuele Calaio, Gianni Munari dan sang kapten, Alessandro Lucarelli, pemain-pemain yang mengisi skuat Parma mungkin terdengar asing. Tak terkecuali beberapa pemain baru yang didatangkan musim panas ini. Meskipun belanja mereka juga terkesan minimalis, namun tampaknya D’Aversa mengerti betul apa yang dibutuhkannya agar bisa bertarung di kompetisi Serie B 2017/2018 nanti.

Ketimbang mencomot pemain dengan harga mahal, bahkan nominal 3 juta euro adalah jumlah yang besar untuk digelontorkan pihak manajemen, metode transfer yang dilaksanakan Parma jelas begitu efektif dan efisien. Pasalnya, I Gialloblu masih bisa mendapatkan suntikan tenaga baru dengan kualitas yang cukup untuk berlaga di Serie B dengan harga miring.

Kini, tinggal kita tunggu saja bagaimana D’Aversa mengombinasikan nama-nama lawas dengan para penggawa baru demi mencapai cita-cita promosi ke Serie A.

Selamat berjuang, I Gialloblu!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional