Pendukung Barcelona mulai bertanya-tanya apakah Ernesto Valverde memang pelatih yang dibutuhkan untuk mengangkat prestasi klub mereka. Pria berusia 53 tahun ini memang sudah berpengalaman menangani sejumlah klub, tapi tetap saja reputasinya masih di bawah Pep Guardiola atau Frank Rijkaard.
Berikut ini kami mencoba merangkum beberapa momen terbaik dan terburuk sang pelatih di sepanjang karir kepelatihannya.
Momen Terbaik
Espanyol (2006/2007)
Ini adalah musim yang mengangkat nama Valverde sebagai salah satu pelatih handal. Ia menangani salah satu mantan klubnya semasa bermain, yaitu Espanyol. Pada musim pertamanya, Valverde nyaris sukses membawa Los Pericos menjuarai Piala UEFA (sekarang Liga Europa).
Valverde meramu pemain-pemain bereputasi biasa-biasa saja dan mempercayakan posisi kunci serangan kepada pemain senior Ivan de la Pena. Sayang, sepak terjang Espanyol dihentikan di final Piala UEFA 2006/2007 oleh juara bertahan Sevilla.
Olympiakos (2008/2009)
Valverde gagal membawa Espanyol kembali berprestasi di musim 2007/2008. Maka, ia memutuskan untuk menerima tawaran dari Yunani untuk menangani Olympiakos. Hanya semusim di Yunani, ia sukses mengantarkan klub tersebut meraih gelar ganda, yaitu juara Liga Yunani dan Piala Yunani musim 2008/2009.
Para pemain dan pendukung Olympiakos benar-benar merasa kehilangan ketika Valverde enggan memperpanjang kontraknya. Ia lebih memilih kembali ke Spanyol untuk menangani Villarreal.
Athletic Bilbao (2013 – 2017)
Valverde sepertinya memang sangat berjodoh dengan Athletic Bilbao. Karir pertamanya sebagai pelatih tim utama dijalaninya di klub tersebut pada musim 2003/2004, yang berakhir manis dengan finis di posisi kelima La Liga.
Setelah hampir satu dekade bertualang menangani berbagai klub, Valverde kembali ke Bilbao pada tahun 2013. Selama empat tahun di bawah asuhannya, Los Leones tak pernah finis di luar tujuh besar. Mereka bahkan sukses finis di posisi empat musim 2013/2014 dan menjuarai Piala Super Spanyol 2015 setelah mengalahkan Barcelona.