
Posisi, cara bermain, dan skema Valverde
Mantan pemain Tottenham Hotspur ini punya posisi ideal sebagai gelandang bertahan sebelah kiri. Ia biasa bermain dalam sistem di mana dua gelandang bertahan berdiri sejajar cukup dalam di depan bek. Atau, bisa juga, dalam sistem dua pivot, di mana rekan Paulinho akan sedikit berdiri lebih tinggi, dekat dengan lingkaran tengah.
Dari grafis di atas terlihat area bermain Paulinho. Ia banyak bermain di sisi kiri (halfspace), baik di area sendiri atau di dekat kotak penalti lawan. Sebagai gelandang bertahan, yang berdiri paling dalam ketimbang rekannya, Paulinho tak hanya berdiri di satu area saja. Ia juga daya jelajah yang baik. Juga nampak dalam rekaman teritori bermain Paulinho di atas.
Selain stamina yang baik, cara bermain Paulinho sebenarnya sangat sederhana, terutama ketika tim yang ia bela membangun serangan dari bawah. Ia tak mengambil risiko untuk melepas umpan yang rumit.
Sesuai catatan Wyscout, umpan sederhana dari kakinya punya akurasi hingga 93,4 persen. Akurasi umpan jauh Paulinho tercatat 78,2 persen saja. Umpan jauhnya memang tak terlalu istimewa. Tujuan utama dari umpan yang dilepaskan Paulinho hanya menjaga progresi positif berjalan mulus.Bukankah kemampuannya ini cocok untuk ciri bermain Barcelona? Bisa jadi.
Ketika bermain lebih dekat dengan kotak penalti lawan, Paulinho punya spesifikasi kemampuan yang menunjang. Ia bisa bermain umpan pendek cepat di area yang sempit. Jika mendapat ruang yang ideal, ia punya kemampuan tembakan jarak jauh yang keras dan cukup akurat.
Paulinho juga beberapa kali muncul di kotak penalti lawan untuk menyelesaikan peluang, seperti yang sering ia lakukan bersama timnas Brasil. Kemampuan muncul dari titik buta bek lawan menjadi salah satu kelebihan. Ia punya determinasi untuk memenagi bola di kotak penalti lawan. Jadi, beberapa kali, ia bisa mencetak gol ketika berebut bola dengan lawan. Gol yang tidak cantik, namun tetap berarti.
Posisinya yang spesifik ini cocok dengan skema favorit Valverde. Ketika masih melatih Bilbao, Valverde banyak menggunakan skema 4-2-3-1, dengan permutasi 4-2-2-2 ketika menekan lawan dengan garis pertahanan tinggi, dan 4-1-4-1 ketika meladeni lawan yang lebih berat.
Tiga skema ini bisa berubah secara simultan dalam satu laga, bergantian-gantian, antara transisi bertahan dan menyerang.
Dengan skema 4-2-3-1, Paulinho akan berduet dengan Sergio Busquets sebagai dua pivot yang tidak berdiri sejajar. Tujuannya, untuk lebih memudahkan perubahan dari 4-2-3-1 menjadi 4-1-4-1 ketika bertahan. Keduanya mungkin akan berdiri dalam satu koridor ketika 4-2-2-2 terlihat untuk menekan lawan di daerah mereka.
Di dalam grafis di atas memuat dua nama yang diperkirakan akan segera menjadi pemain Barcelona. Jika itu memang terjadi, Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele akan menjadi tambahan amunisi yang akan membuat skema Valverde semakin meyakinkan. Keduanya banyak bermain di sisi lapangan ketika saat ini memperkuat klub masing-masing.
Baca juga: Perbaiki Sikapmu, Ousmane Dembele!
Tanda panah di grafis sebelah kiri merupakan arah gerak dua pemain di sisi lapangan. Gerakan itu bisa terjadi ketika skema 4-2-2-2 terbentuk, dengan Messi naik hampir sejajar dengan Luis Suarez. Ketika menekan lawan dengan garis pertahanan tinggi, dua bek sayap juga akan naik.
Paulinho dan Busquets akan menyesuaikan jarak dengan dua pemain di sisi lapangan yang bermain ke tengah, dan dua bek tengah Barcelona yang juga ikut naik.
Skema ini juga mengakomodasi daya jelajah Lionel Messi yang semakin terbatas seiring usia nanti. Mengurangi area jelajah Messi akan membantunya fokus di seperti akhir lapangan. Pun, situasi yang sama bisa digunakan untuk Andres Iniesta.
Skema 4-1-4-1 digunakan Valverde ketika melawan tim yang lebih berat. Gelandang yang berada di tengah, bersama sayap kanan akan banyak mendekat ke bek sayap untuk menciptakan situasi menang jumlah pemain sekaligus mengurung pemain lawan yang ada di posisi tersebut.
Jadi, misalnya, Paulinho, bersama Coutinho dan Dembele atau Gerard Deulofeu, akan turun ke bawah mendekati Jordi Alba. Tiga atau empat pemain ini akan mengurung pemain lawan di sisi lapangan. Situasi yang sama juga berlaku di sisi kanan, ketika Busquets dan Dembele mendekat ke Semedo. Menciptakan situasi seperti ini sangat membantu Valverde bersama Bilbao untuk meladeni tim-tim seperti Real Madrid, atau Barcelona sendiri.
Cara bermain Barcelona mungkin akan sedikit berubah, tak lagi menekankan kepada penguasaan bola untuk mengarahkan lawan ke area tertentu. Bisa jadi, cara bermain Valverde akan semakin sederhana dengan sesegera mungkin mengirim bola ke pemain di depan, terutama di sisi lapangan. Tujuannya, menciptakan situasi satu lawan satu untuk pemain dengan olah bola yang baik.
Ketika bersama Bilbao, Valverde banyak menggunakan Aritz Aduriz sebagai tonggak menerima bola vertikal, untuk kemudian didistribusikan kepada dua pemain di sisi lapangan. Luis Suarez mungkin akan kesulitan untuk bermain dalam skema umpan tegak ini. Oleh sebab itu, Valverde kemungkinan banyak menginstruksikan melepas umpan vertikal datar.
Kombinasi dilakukan dengan aliran bola yang cepat. Pemain-pemain Barcelona sendiri punya spesifikasi untuk mendukung cara bermain ini. Umpan silang biasanya dilakukan ketika pemain di sisi lapangan mendapatkan ruang yang benar-benar lega. Tujuannya, untuk meningkatkan akurasi umpan silang karena tak diganggu pemain lawan.
Umpan tarik yang bisa dilakukan Barcelona pun mungkin akan berbeda ketimbang Bilbao-nya Valverde. Barcelona akan banyak menggunakan kemampuan individu pemain di sisi lapangan untuk masuk ke kotak penalti dan mengirim umpan tarik datar. Cara ini lebih cocok untuk Suarez maupun Messi di dalam kotak penalti.
Keberadaan Paulinho, dan yang paling penting pelatih baru dalam diri Ernesto Valverde, sebenarnya pertanda bahwa akan ada perubahan. Satu hal ini mungkin masih sulit diterima oleh banyak suporter setia Barcelona yang pernah melewati masa-masa keemasan bersama Pep Guardiola maupun ketika merasakan treble bersama Luis Enrique.
Apalagi, saat ini, Real Madrid berbelanja dengan cerdik. Pun, skuat utama mereka merupakan skuat paling seimbang di dunia saat ini. Kejayaan masa lalu dan tekanan karena kesuksesan rival memang bisa melahirkan kepanikan. Memang, Barcelona tengah memasuki masa-masa yang tidak menentu. Perlu kesabaran dan persatuan untuk melewati momentum ini.
Ada baiknya, Paulinho dan Valverde diberi kesempatan bermain dan melatih. Siapa tahu, Paulinho cocok dengan skema Valverde. Pemain yang merasa cocok dengan sistem bisa terbantu mengeluarkan kemampuan terbaik. Sama seperti Alex Oxlade-Chamberlain yang bermain sangat baik dalam skema tiga bek Arsene Wenger.
Mari bersabar, Cules. Kuatkan hati kalian.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen