Nasional Bola

Ketika Sayap Kiri Skuat Garuda dan Gajah Putih Bersaing Sengit di Laga Pembuka

Kredit: KL2017

Berbagi kelemahan di sektor bek kanan

Ini yang kembali menegaskan bahwa sebenarnya, Thailand dan Indonesia begitu serupa di sepak bola kecuali prestasi, tentu saja.

Di skuat kali ini, berdasarkan konferensi pers pelatih Thailand, Worrawoot Srimaka, ia secara terbuka mengakui bahwa timnya tak memiliki bek sayap kanan yang mumpuni. Bahkan, Srimaka menegaskan secara pasti bahwa tidak ada bek sayap kanan murni di skuatnya kali ini. Rattanakorn Maikami yang dimainkan sebagai bek kanan di pertandingan kemarin, sejatinya adalah gelandang tengah. Praktis, sejak era Tristan Do yang kini tengah menapak karier di tim senior, regenerasi bek kanan di Thailand tak berjalan mulus.

Situasi serupa, sebenarnya dialami Indonesia. Gavin Kwan bukan bek sayap kanan murni. Ia pernah bermain sebagai penyerang pun juga sempat mencicipi karier sebagai gelandang sayap. Transformasi posisi yang kemudian membuatnya fasih bermain di bek sayap, sekilas tampak seperti upaya Jürgen Klopp kala memasang James Milner di pos bek kiri Liverpool.

Gavin, tentu berbeda dengan Putu Gede Juni Antara yang murni seorang bek kanan. Secara defensif, Putu Gede jelas menonjol. Namun, Gavin menawarkan dimensi berbeda. Bersanding dengan gelandang sayap kanan bertipe inverted seperti Febri, Gavin menawarkan kesempatan melakukan overload di halfspace pertahanan lawan yang bisa berujung pada proses penciptaan peluang mencetak gol. Dan sisi ofensif Gavin yang kemudian dimanfaatkan beberapa kali oleh Thailand untuk menusuk dari pos tempat ia berada. Gavin bukan pemain buruk, namun, ia tentu tak selalu tepat waktu untuk turun ke belakang, bukan?

Rattanakorn Maikami bermain sangat buruk di laga ini dan beberapa kawan media Thailand bahkan menyebut pemain bernomor punggung 17 ini sebagai kartu mati. Dari skala 1 sampai 10, beberapa dari mereka sepakat memberi angka 4 dan 5, bahkan 3, bagi sang pemain.

Gavin, di satu sisi, tentu tak seburuk Rattanakorn. Performanya membaik di babak kedua, salah satu hal yang menyebabkan Chaiyawat Buran beralih ke posisi sentral setelah sebelumnya bergentayangan di sisi kiri sepanjang babak pertama. Tapi kalau boleh jujur, performa bek kanan masing-masing tim yang tak prima di laga ini turut memberi sumbangsih pada skor akhir yang diraih kedua kesebelasan.

Sebuah hasil akhir yang ideal, walau tentu saja, sebuah tiga angka terasa jauh lebih melegakan dari satu angka, betul?

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis