Nasional Bola

Garangnya Herman Dzumafo Saat Kembali ke Pekanbaru

Memiliki seorang penyerang tajam merupakan sebuah keistimewaan bagi sebuah kesebelasan sepak bola, baik yang bertempur di liga-liga mancanegara maupun kompetisi nasional. Maka tak perlu heran jika pencarian terhadap para pemain depan tajam dan ganas menjadi salah satu hal yang paling sering dilakukan oleh kesebelasan sepak bola.

Seperti yang sama-sama kita ketahui, kemenangan dalam pertandingan sepak bola hanya dihitung dari siapa yang mencetak gol lebih banyak. Bukan tim mana yang memiliki possession ball lebih tinggi, mencatat akurasi umpan yang lebih presisi atau bermain lebih cantik. Dan hal tersebut akan senantiasa terjadi bahkan sampai satu abad ke depan!

Menyadari apabila timnya punya sedikit masalah ketajaman di sektor depan, hanya mencetak delapan gol dari delapan pertandingan, memaksa manajemen dari klub yang berlaga di Liga 2, PSPS Riau, memutar otak. Salah satu upaya yang mereka tempuh adalah mendatangkan seorang juru gedor yang punya kualitas apik dan punya ketajaman tinggi.

Beruntung, mereka kemudian berhasil memulangkan si anak hilang, Herman Dzumafo Epandi, ke Pekanbaru. Siapapun tahu, penyerang kelahiran Douala itu punya kapasitas di atas rata-rata. Kepala dan dua kakinya punya fungsi brilian dalam mengeksekusi bola untuk menjadi gol.

Terlebih, Dzumafo sudah mengantongi paspor Indonesia alias resmi menjadi Warga Negara Indonesia sehingga tak bertententangan dengan regulasi yang ditetapkan operator liga untuk kompetisi Liga 2 yang melarang pemakaian pemain asing. Kepulangan Dzumafo pun terasa begitu pas.

Ajaibnya, penyerang gaek berumur 37 tahun ini tak butuh waktu lama untuk menyatu dengan skuat PSPS besutan Philep Hansen Maramis. Di laga ‘debut’ bersama tim Asykar Bertuah musim ini, Dzumafo langsung menampilkan performa ciamik.

Melawan Persih Tembilahan di Stadion Utama Riau (22/7) lalu, Dzumafo berkontribusi signifikan atas kemenangan telak dengan skor 6-0 yang didapat oleh PSPS. Penyerang yang sempat membela Sriwijaya FC ini berhasil menceploskan empat gol sekaligus atau mencatat quattrick.

Walau di pertandingan selanjutnya melawan 757 Kepri Jaya FC (29/7), Dzumafo gagal mencetak angka, namun pada laga itu, tim Asykar Bertuah kembali sukses mengemas poin penuh usai menang tipis 1-2.

Rekening gol Dzumafo akhirnya bertambah lagi ketika PSPS bertandang ke Banda Aceh guna bersua Persiraja (12/8). Penyerang setinggi 183 sentimeter itu menyumbangkan satu gol. Sayangnya, PSPS harus menerima hasil imbang 2-2 walau unggul dua gol terlebih dahulu.

Lima gol yang digelontorkan Dzumafo dari tiga partai yang telah dilaluinya bersama PSPS tentu menggembirakan para pendukung tim Asykar Bertuah. Paling tidak, rataan gol PSPS semenjak Dzumafo bergabung juga meningkat ketimbang sebelumnya. PSPS pun berhasil mengemas poin-poin penting. Hal ini tentu bagus untuk memelihara peluang lolos ke babak selanjutnya dan memperjuangkan asa promosi.

Apalagi persaingan di Grup 1 Liga 2 juga sangat ketat. Koleksi 16 poin yang dimiliki PSPS sama dengan kepunyaan Persiraja dan PS Bangka yang menempati posisi dua hingga empat klasemen sementara. Ketiganya tertinggal empat poin dari PSMS yang duduk di puncak.

Jika kegarangan Dzumafo tetap terjaga, kans PSPS untuk melesat dan lolos ke babak selanjutnya jelas terbuka lebar. Kini semuanya bakal bergantung kepada aksi Dzumafo di lapangan. Bagaimana Super Dzuma, sanggup memelihara kegarangan di depan jala lawan?

 

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional