Nasional Bola

Empat Alasan Mengapa Bali United Pantas Dipuja

Kita tidak dapat menyangkalnya, kesebelasan berjuluk Serdadu Tridatu ini menjadi salah satu topik perbincangan terhangat di jagat sepak bola nasional dalam sepekan terakhir. Setelah mendatangkan Stefano Lilipaly beberapa hari yang lalu, Fadil Sausu dan kawan-kawan kembali membuat kejutan dengan menggilas pemimpin klasemen sementara, Madura United, dengan skor mencolok, 5-2.

Kita juga tidak dapat menyanggahnya, bahwa kesebelasan yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta ini merupakan salah satu tim yang tampil menghibur di pagelaran Go-Jek Traveloka Liga 1. Setelah lima gol yang diceploskan ke gawang Hery Prasetyo, Bali United tak hanya menyalip Madura United di klasemen sementara, tapi juga mengambil alih predikat sebagai tim terproduktif sejauh ini.

Meski bukan klub tradisional yang berkiprah sejak era Perserikatan atau Galatama, itu bukan halangan bagi Bali United untuk membangkitkan denyut nadi sepak bola Pulau Dewata. Setidaknya ada empat alasan mengapa klub ini sangat layak untuk dicintai dan mungkin akan sangat sulit dibenci oleh mereka yang pernah dikalahkan.

Kredit: Bali United

Kuda hitam yang jinak

Saat melihat Bali United bermain, kamu akan menyaksikan sebuah kesebelasan yang jarang ditemukan di liga Indonesia. Tim ini tidak bertabur bintang, beberapa pemainnya adalah hasil “pemberian” klub lain, seperti Muhammad Taufiq, Dias Angga Putra dan Marcos Flores yang diboyong dari Persib. Sang kiper, I Made Wardhana, bahkan menjabat sebagai deputi Kurnia Meiga saat membela Arema Cronus.

Dari 28 pemain yang dimiliki tim utama Bali United, mungkin hanya Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly dan Yabes Roni yang status kebintangannya sudah diakui secara nasional, serta Sylvano Comvalius yang mulai tenar sejak masuk ke jalur cepat perburuan top skor.

Dari 28 pemain tersebut, juga tidak ada satu pun yang berpredikat pemain bengal. Ini merupakan fenomena unik karena mayoritas klub di Indonesia memiliki pemain yang gemar berkonfrontasi dengan lawan atau pemain yang terkenal dengan kelicikannya untuk mengelabuhi wasit.

Irfan Bachdim memang sempat mendapat kartu merah di laga kontra Barito Putera, tapi itu pun ia terima dengan lapang dada. Tak ada protes berlebihan pada sang pengadil lapangan, tak ada tindakan saling dorong antarpemain dan insiden tersebut tidak berbuntut panjang. Bahkan, kesebelasan berbaju merah ini sanggup mencetak dua gol tambahan untuk menggenapi kemenangan 5-0 atas tamunya itu.

Dari segi kedisplinan, Bali United adalah tim ketiga dengan jumlah kartu terminim. Hingga pekan ke-19, kesebelasan yang didirikan pada 2014 ini baru mengoleksi 36 kartu kuning dan 1 kartu merah. Mereka hanya kalah tertib dari Perseru Serui dan Semen Padang yang baru mengumpulkan 33 kartu kuning dan satu kartu merah.

Jumlah kartu yang didapat Bali United bahkan hampir separuh dari yang diperoleh PS TNI, yakni 64 kartu kuning plus 4 kartu merah, alias yang terbanyak di Go-Jek Traveloka Liga 1 hingga pekan ke-19.

Previous
Page 1 / 4