Nasional Bola

Stefano Lilipaly dan Ambisi Besar Bali United

Sabtu pagi kemarin (12/8), linimasa saya begitu riuh dengan kabar yang terjadi di sepak bola nasional. Para pencinta sepak bola terlihat antusias dalam membahas berita kepulangan gelandang naturalisasi tim nasional Indonesia, Stefano Lilipaly, ke Tanah Air.

Figur yang akrab disapa Fano itu pulang ke Indonesia tak sekadar untuk mudik semata, namun diriya telah bergabung dengan klub yang berlaga di Go-Jek Traveloka Liga 1, Bali United. Sebelumnya, pemain berumur 27 tahun ini membela kesebelasan Eerste Divisie Liga Belanda, SC Cambuur.

Kepulangan Lilipaly ke Indonesia serta keputusannya bergabung dengan Bali United tentu disambut gembira oleh suporter fanatik dari tim yang dikomandoi oleh Yabes Tanuri itu. Mereka yakin apabila Lilipaly bisa meningkatkan kualitas dan performa tim dalam lanjutan Go-Jek Traveloka Liga 1 putaran kedua.

Walau begitu, bergabungnya Lilipaly ke Bali United juga disayangkan oleh sejumlah pihak. Mereka berasumsi bahwa keputusan Lilipaly kembali ke Indonesia justru bisa berdampak negatif untuk perkembangan kariernya. Hal ini disebabkan oleh iklim kompetisi nasional yang belum sebaik atmosfer yang dirasakan Lilipaly di Negeri Kincir Angin. Apalagi selama berkostum Cambuur, Lilipaly juga menampilkan performa gemilang.

Di tengah kekhawatiran tersebut, publik sepatutnya juga berkaca pada situasi yang ada di tubuh Bali United. Diakui atau tidak, manajemen klub yang satu ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Profesionalitas yang mereka perlihatkan dalam hal tata kelola sungguh patut diacungi jempol.

Bukti nyata dari hal tersebut juga bisa diperoleh khalayak perihal transfer Lilipaly. Konon, kubu Bali United telah mengucurkan dana sampai belasan miliar rupiah untuk membawa Lilipaly ke Pulau Dewata. Artinya, Bali United mencomot Lilipaly dengan cara profesional seperti yang biasa kita saksikan dari klub-klub Eropa. Sebuah hal yang sejujurnya cukup langka bagi klub-klub Indonesia.

Selain bermaksud untuk memperkuat tim guna mengarungi sisa kompetisi, perekrutan Lilipaly juga punya makna lebih. Saat ini, Bali United sedang menunjukkan sumber daya yang mereka punyai sekaligus menampakkan ambisi besar untuk menjadi klub yang tangguh, berdaya saing tinggi serta siap berprestasi.

Di awal musim, Football Tribe Indonesia sempat menuliskan jika Bali United mempunyai potensi besar untuk berbicara banyak di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. Kami memprediksi jika Serdadu Tridatu, julukan Bali United, berpeluang untuk finis di posisi enam besar dan bahkan melejit hingga tiga besar di klasemen akhir.

Bagusnya materi pemain yang dimiliki Bali United menjadi salah satu alasan utamanya. Sayang, di awal musim Bali United sempat terseok-seok ketika ditangani Hans-Peter Schaller. Peruntungan Serdadu Tridatu berubah drastis usai mendepak Schaller dan menggantikannya dengan Widodo Cahyono Putro.

Bersama WCP, sapaan akrab Widodo, Bali United malah sukses melejit ke papan atas dan sampai pekan ini, awet di posisi empat besar. Bareng Madura United, Persipura Jayapura dan PSM Makassar, Fadil Sausu dan kolega bahkan disebut-sebut sebagai salah satu calon kuat juara.

Mencermati perjalanan Lilipaly dan Bali United di Go-Jek Traveloka Liga 1 nanti jelas sangat menarik. Bisakah kolaborasi keduanya berbuah manis?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional