Eropa Italia

Sifat Lancang Leonardo Bonucci, Jaminan Kesuksesan I Rossoneri

Menguak masa lalu Leonardo Bonucci

Sikap Bonucci yang bertindak layaknya bos ini tidak datang begitu saja. Sejak berusia 20-an, bek yang pernah disia-siakan Internazionale Milano ini sudah ditempa menjadi pribadi yang keras oleh pelatihnya saat bermain di Treviso musim 2007/2008, Alberto Ferrarini.

Dalam sebuah unggahan di Facebook pada 2014 lalu, Ferrarini menceritakan bagaimana ia melatih Bonucci menjadi pejuang lapangan hijau yang tangguh.

“Setiap malam setelah pertandingan, aku mengajak Bonucci turun ke ruang bawah tanah rumahku. Di sana, lampu kumatikan dan Bonucci kumarahi habis-habisan. Ku maki dia, ku caci dia.”

“Ia tidak boleh melakukan apapun. Ia harus diam dan apabila sedikit saja matanya melirik padaku, aku takkan segan memukul perutnya. Ia harus fokus, melupakan segala sesuatu selain yang saya katakan. Itulah etos kerja tentara yang saya tanamkan dalam diri Bonucci.”

Kini, 10 tahun berselang, impian Ferrarini menjadi kenyataan. Remaja 20 tahun yang ia tempa dengan sangat keras telah menuai sukses besar di pentas tertinggi sepak bola Italia bersama Juventus dan kini ia mendarat di kota yang terletak 144 kilometer jauhnya dari Turin, menjadi bagian skuat bertabur bintang Rossoneri.

Sifat ngatur nan rempong yang dimiliki Bonucci sedikit banyak disebabkan tempaan keras yang didapatnya saat masih muda. Ia dimarahi Ferrarini dan dibentak-bentak Antonio Conte jika melakukan kesalahan, dan sifat keduanya menular dalam diri Bonucci. Ia tak segan menegur siapapun yang belum melakukan pekerjaannya sesuai ketentuan. Entah itu rekan sesama pemain atau orang-orang berdasi yang duduk di belakang meja direksi AC Milan.

Inilah kebutuhan utama Milan yang harus dipenuhi di skuat glamor mereka musim ini. Sifat keras dan perfeksionis Bonucci sangat dibutuhkan untuk memupuk mental juara, membawa I Rossoneri kembali ke jalur yang benar, yakni tangga juara Serie A dan panggung Liga Champions. Dua tempat yang sudah berdebu akibat terlalu lama ditinggalkan Il Diavolo Rosso.

Bonucci adalah kapten yang tepat bagi Milan. Apabila sikap lancangnya dapat diatasi dengan baik, ia akan memberikan segalanya bagi I Rossoneri, seperti ia melindungi keluarganya dari laki-laki yang menodongkan pistol ke arahnya di suatu malam pada tahun 2012 lalu.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.