Sebuah “adagium” lahir di Spanyol. Bunyinya begini: Florentino Perez siempre gana, yang artinya Florentino Perez selalu menang. Presiden Real Madrid, Florentino Perez, memang bisa disebut sebagai salah satu pionir melambungnya harga pemain. Dan ia (hampir) selalu mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat dari investasinya.
Pemicunya adalah kedatangan Zinedine Zidane, lalu diikuti Luis Figo, kemudian David Beckham. Generasi selanjutnya, Perez melakukan ekspansi di bursa transfer dengan memboyong Cristiano Ronaldo dan Kaka dalam satu periode transfer dan kemudian Gareth Bale. Dan yang paling akhir, beberapa hari yang lalu, Madrid disebut-sebut sudah mencapai kesepakatan dengan AS Monaco perihal Kylian Mbappe.
Sebuah angka cantik tercipta. Dirilis oleh Marca, nilai transfer Mbappe disebut mencapai 180 juta euro. Rinciannya, 150 juta euro nilai transfer sebenarnya, dan 30 juta euro dalam bentuk bonus. Rincian versi kedua adalah 160 juta euro, ditambah 20 juta euro sebagai bonus. Gaji Mbappe selama satu musim adalah tujuh juta euro, setelah pajak.
Remaja berusia 18 tahun, dengan nilai transfer 180 juta. Sebuah angka cantik yang jelas akan memecahkan rekor pembelian pemain termahal yang dipegang Paul Pogba. Gelandang Prancis tersebut diboyong Manchester United dengan nilai 105 juta euro. Hanya dalam satu musim, rekor pemain termahal berpotensi pecah.
Risiko apa yang terkandung dari pembelian ini?
Kita berbicara kontras pencapaian. Di usia 23 tahun, Pogba sudah bermain di Piala Dunia, merasakan partai final Piala Eropa 2016 dan mencapai final Liga Champions bersama Juventus di tahun 2015. Sementara itu, Mbappe, di pergantian usia 17 ke 18 tahun, baru merasakan debutnya bersama Monaco, tepatnya di bulan Desember 2015.
Namun, memang begitu pola transfer saat ini. Anthony Martial dan Renato Sanches diboyong klub masing-masing di usia 19 tahun, dengan harga yang serupa, berpotensi mencapai 80 juta euro. Logika sederhananya, lebih mudah membayangkan pemain gagal di usia 19 tahun, lalu mereka berjuang untuk bangkit di sisa karier mereka, ketimbang yang berusia 28 tahun dan sudah hampir melewati periode emasnya.
Bagaimana dengan Mbappe? Usia 18 tahun, mencetak 27 gol dari 58 laga, ditambah 6 gol dari 10 pertandingan di Liga Champions menjadi bukti. Menjadi bukti bahwa ia mungkin talenta yang langka. Kata kuncinya adalah “mungkin”. Dan variabel inilah yang menjadi tren saat ini. Lebih baik berinvestasi kepada pemain muda, dengan rentang karier yang masih panjang.
Apabila bisa berkembang dengan baik, Mbappe bisa menjadi penantang Ballon d’Or selama beberapa tahun. Jika masuk dalam daftar tersebut, artinya klub di mana si pemain berkarier, meraih prestasi tertinggi. Seiring logika sederhana itu, seiring kemenangan yang diraih, klub akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang besar.
Musim 2015/2016, setelah memboyong Bale, Madrid mengantongi keuntungan mencapai 620,1 juta euro. Nilai tersebut lebih tinggi 7,4 persen ketimbang pemasukan satu musim sebelumnya. Nilai tersebut jelas akan semakin naik apabila melihat semua tren saat ini. Pun dengan nilai sponsor yang akan terdongkrak.
Saat ini, Madrid punya kesepakatan dengan adidas, yang nilainya mencapai satu miliar euro. Kesepakatan tersebut berjalan dari tahun 2015 hingga 2022. Selain itu, Madrid juga berhak mengantongi 22,5 persen dari setiap penjualan merchandise. Diperkirakan, keuntungan dari merchandise mencapai lebih dari 30 juta euro per musim. Nilai itu masih akan ditambah oleh adidas apabila Madrid terus beprestasi di atas lapangan.
Selain dengan adidas, Los Blancos juga akan segera duduk dengan Fly Emirates untuk membicarakan nilai kontrak yang baru. Jika kesepakatan terjalin, diperkirakan, nilai kontrak tersebut akan jauh lebih besar ketimbang 53 juta euro yang didapat Manchester United dari Chevrolet.
Dengan Mbappe di dalamnya, ketika Madrid terus berprestasi, pemasukan klub akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, banyak klub, tentunya dengan kekuatan finansial, tak ragu untuk berinvestasi besar pada satu pemain. Karena memang begitu tren dan skema kemungkinan pemasukan yang bisa didapat.
AC Milan menjadi salah satu contohnya. Rossoneri sudah menggelontorkan uang banyak untuk berinvestasi. Syaratnya adalah prestasi, maka keuangan klub bisa diamankan. Sekali lagi, memang begitu tren yang berlaku.
Madrid sendiri bisa dengan mudah mengumpulkan 180 juta euro untuk Mbappe. Mereka sudah melego beberapa pemain. Nilai yang besar diwakili oleh penjualan Danilo ke Manchester City dengan nilai 30 juta euro dan Alvaro Morata ke Chelsea dengan mahar 80 juta euro.
Selain mereka berdua, Madrid melepas Mariano Diaz (8 juta euro ke Lyon), Diego Llorente (7 juta euro ke Real Sociedad), Burgui (3 juta euro ke Alaves). Maka, jika ditotal, Madrid sudah mengantongi 128 juta euro.
Selain menjual, Madrid juga membeli dua pemain muda. Mereka adalah Dani Ceballos dengan dana 15 juta euro dan Theo Hernandez dengan nilai 24 juta euro. Total pengeluaran adalah 39 juta euro. Maka, dana yang saat ini “kemungkinan” dikantongi Madrid adalah 89 juta euro. Ingat, nilai ini murni dana dari aktivitas jual dan beli pemain. Belum ditambah pemasukan dari sponsor, hak siar dan iklan dari musim lalu. Dengan rekam jejak mendatangkan sederet bintang, Los Merengues bisa dengan mudah mencari selisih dana pembelian Mbappe senilai 91 juta euro.
Bergabung bersama Madrid, artinya, Mbappe bisa belajar langsung dari pemain terbaik, untuk kemudian menjadi yang terbaik di masa depan. Berprestasi, maka investasi Madrid akan terbayar dalam waktu yang relatif singkat. Juara Liga Champions berturut-turut adalah bukti yang paling jelas.
Dan pada akhirnya, yang akan berdiri dengan senyum kemenangan di balik angka cantik Mbappe bukan hanya suporter Real Madrid. Namun beliau, nakhoda Madrid sebenarnya, Florentino Perez. Ia yang selalu menang.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen