Turun Minum Serba-Serbi

Evolusi Jersey Sepak Bola

Rayo Vallecano
Jersey Rayo Vallecano, dengan desain penuh arti. Kredit: Rayo Vallecano

Fungsi

Sebagaimana fungsi pakaian pada umumnya, kostum sepak bola juga digunakan para pesepak bola untuk melindungi tubuh agar senantiasa merasa nyaman. Ketika cuaca panas, para pemakainya tetap merasa nyaman. Sementara di keadaan dingin, pemakainya merasa hangat.

Meski dibuat dan dirancang sedemikian rupa agar kostum sepak bola sesuai dengan aktivitas yang dilakukan, fungsi utama dari kostum takkan pernah melenceng jauh dari apa yang dipaparkan di paragraf sebelumnya. Dan dengan warna yang berlainan, fungsi membedakan antara dua kesebelasan yang bertanding pun dapat dilakukan.

Namun dewasa ini, fungsi jersey tak sekadar untuk membedakan tim yang satu dengan tim lainnya tapi juga menjadi alat untuk mengampanyekan sesuatu. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh dua klub asal Benua Biru, Rayo Vallecano (Spanyol) dan St. Pauli (Jerman), yang menambahkan garis bermotif pelangi di kostum mereka beberapa musim kemarin. Hal itu diperbuat kedua tim sebagai bentuk dukungan terhadap kalangan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender) yang menjadi penggemar sepak bola.

Segala perubahan dari tiga unsur tersebut juga membawa pencinta sepak bola merasakan momen dan era yang berlainan. Kostum-kostum nyentrik di era 1970-an dan 1980-an, adalah cenderamata yang punya aroma historis luar biasa. Pun begitu dengan jersey yang ngetop di era 1990-an, menjadi sesuatu yang punya estetika tinggi bagi mayoritas khalayak.

Dinamika permainan sepak bola memang menjadi suatu keniscayaan, baik dari sisi taktikal, aturan dan juga teknologi yang ada di dalamnya. Hal itu juga yang membuat unsur pelengkap, dalam hal ini kostum, juga merasakan hal yang sama.

Berevolusi secara perlahan namun pasti.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional