Dahulu, pada saat permainan sepak bola mulai muncul untuk kali pertama, seragam tim bukanlah sesuatu yang begitu esensial. Asalkan ada bola dan orang yang mencukupi di dalam sepasang tim yang berbeda, maka bersenang-senang dengan permainan yang satu ini sudah pasti terlaksana. Persis seperti yang terjadi pada masa kecil kita semua, ya?
Namun seiring berjalannya waktu, seragam tempur menjadi semakin penting kehadirannya dalam kancah sepak bola. Pasalnya, kostum sepak bola berfungsi sebagai alat untuk membedakan (berdasarkan warna yang berlainan) tim A dan tim B yang tengah memainkan sebuah laga.
Warna kostum yang tidak seragam memberi keuntungan bagi para pesepak bola maupun penonton. Kelir yang berlainan membuat para pemain bisa dengan mudah mengidentifikasi mana rekan setimnya dan mana lawannya. Pun begitu dengan para penonton yang menyaksikan partai tersebut, mereka bisa dengan mudah mengetahui mana tim pujaannya dan mana yang bukan.
Tapi evolusi jersey sepak bola tidak semata-mata berkaitan dengan warna kostumnya saja. Dalam perkembangannya, banyak unsur penting lain yang ikut berperan besar dalam perubahan seragam tempur para bintang lapangan hijau.
Bahan
Ketika permainan sepak bola mulai populer di abad ke-18, kostum bukanlah hal yang diwajibkan. Para pemain bisa menggunakan pakaian apa saja ketika bertanding. Konon, banyak masyarakat di periode itu yang menggunakan kain wol sebagai kostum meski tergolong cukup berat. Warnanya pun bermacam-macam.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kain wol dianggap tidak sesuai untuk digunakan sebagai seragam sepak bola lantaran terlalu berat dan membebani para pesepak bola jika terkena air ataupun keringat.
Sebagai salah satu cara untuk mengatasi problem tersebut, kain katun dipilih sebagai alternatif. Bahannya yang ringan dan mudah dibentuk, pada akhirnya membuat katun begitu populer untuk digunakan sebagai kostum sepak bola.
Namun lagi-lagi, perkembangan zaman dan juga teknologi, membuat para produsen perlengkapan olahraga, macam adidas, Macron, Nike dan PUMA, melakukan sejumlah riset untuk mencari bahan yang lebih ringan dan nyaman untuk digunakan para pesepak bola.
Realita ini pula yang membawa kita, di hari ini, mengenal bahan dri fit, lycra dan sejenisnya, sebagai bahan untuk membuat kostum sepak bola. Bahan-bahan sintetis tersebut memang punya keunggulan masif dibanding bahan-bahan yang dipergunakan untuk merancang kostum sepak bola puluhan tahun yang lalu.