Saddil hebat, tapi tentu tak bisa bermain sendiri
Evan Dimas, yang kabarnya punya masalah indisipliner dengan Luis Milla, walau bagaimanapun adalah komponen penting yang dibutuhkan timnas saat ini. Ia gelandang nomor 8 terbaik yang dimiliki Garuda Muda. Kualitas Hargianto bahkan masih di bawah Evan, sementara Hanif Sjahbandi adalah sang nomor 6 sejati, peran yang populer diperankan Sergio Busquets atau Julian Weigl.
Evan adalah penyebar bola yang baik, walau ia sering bergerak terlalu turun dan berputar-putar terlalu lama dengan bola. Dengan adanya Saddil yang lebih efektif menempatkan posisi, Evan bisa lancar melakukan progresi serangan ke sisi sayap tempat Saddil berada. Beberapa kali skema ini berfungsi membongkar pertahanan Mongolia dengan sangat rapi dan enak ditonton. Sederhananya, peran Evan mirip yang Ilkay Gündogan lakukan di skema Borussia Dortmund milik Thomas Tuchel di musim perdananya dan Saddil adalah Henrikh Mkhitaryan-nya. Itu contoh sederhananya yang bisa saya jelaskan.
Kedua, Saddil butuh kehadiran pemain nomor 10, yang menjadi konektor antara ia dengan Marinus Manewar atau siapapun penyerang tengah yang nantinya diturunkan oleh Milla. Setelah ia menerima bola dari Evan di lini tengah, Saddil akan berada beberapa meter saja dari kotak penalti lawan. Tentu ia tak akan menggiring bola dan memaksakan masuk seperti yang kerap dilakukan Febri, karena Saddil lebih cerdas dalam bermain.
Inilah momen kenapa keberadaan Septian David Maulana sangat berguna untuk link-up play agar memudahkan Indonesia masuk ke kotak penalti lawan dengan progresi yang bersih. Selain itu, kehadiran Septian David juga berfungsi untuk memecah konsentrasi lawan bersama dengan Marinus, sang penyerang bongsor yang bisa meneror lini belakang lawan dengan fisik tegapnya.
Ketiga, Saddil memerlukan Gavin Kwan Adsit. Dibandingkan Putu Gede yang seorang bek kanan murni, Gavin yang tampan ini menawarkan dimensi menyerang yang jauh lebih baik, mengingat sebelumnya ia adalah pemain sayap dan pernah bermain sebagai penyerang. Atribut menyerang Gavin yang diperlukan Saddil untuk mengokupansi pergerakan sisi sebelah kiri pertahanan lawan. Dengan Gavin yang aktif naik dan Saddil yang pintar menempatkan posisi, keduanya akan sesering mungkin menciptakan situasi dua lawan satu dengan bek sayap lawan. Situasi yang menarik, bukan?
***
Skema ini tentu masih perlu dilatih dan didalami lebih lagi, namun, bayangan dari skema ini bisa membuat kita sedikit optimis menyambut gelaran SEA Games yang akan dimulai per 14 Agustus 2017 nanti di Malaysia. Andai mampu menemukan tandem di sisi sayap sebelah kanan, entah Febri atau Osvaldo Haay, Indonesia tentu punya skuat yang menakutkan bagi lawan-lawan mereka.
Dan jangan lupa, Indonesia bisa membawa tiga pemain senior dalam skuat SEA Games nanti dan andai nama Stefano Lilipaly ikut dalam rombongan pemain yang berangkat ke Malaysia, kita patut untuk optimis bahwa setidaknya Indonesia akan mampu lolos dari Grup B yang konon disebut ‘grup neraka’ itu.
Keputusan ada di tangan Anda, senor Milla.
Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis