“Kronologisnya, bola sudah diamankan Andri (Andritany Ardhiyasa), tapi Jupe (sapaan Ahmad Jufriyanto) coba menendang wajahnya. Tiba-tiba (Vladimir) Vujović datang dan saya dipukul.”
“Vujović pemain asing yang selalu memprovokasi lawan. Dia pukul Ismed, tapi wasit tak bereaksi apapun. Teguran saja tidak! Saya rasa pemain asing tidak pantas bersikap seperti itu, seharusnya jadi contoh yang baik untuk pemain lokal.”
Dua kutipan di atas merupakan ‘testimoni’ pemain Persija Jakarta, masing-masing kapten tim, Ismed Sofyan, yang dilanjutkan Ramdani Lestaluhu, seperti dilansir oleh Detiksport dan Kompas, pascalaga panas kontra Persib Bandung dalam lanjutan Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, akhir pekan lalu (22/7). Vladimir Vujović, sang pengawal lini belakang Persib, tiba-tiba jadi pesakitan di mana-mana.
Hal ini memang tak lepas dari peristiwa pada pertengahan babak pertama saat terjadi friksi antarpemain di dalam gawang di mana Vujović terlihat menghampiri Ismed. Adegan berikutnya, bek kanan Macan Kemayoran itu sudah terkapar. Pada saat itu, pemain asal Montenegro tersebut lolos dari hukuman wasit, yang akhirnya dipertanyakan baik Ismed maupun Ramdani.
Akan tetapi, nama Vujović tampaknya tak bisa lepas dari pro dan kontra warganet di media sosial. Sebagian ramai-ramai mengadili pemain bernomor punggung 3 tersebut. Sementara tak sedikit yang membela aksi dari sosok yang baru berulang tahun ke-35 sehari setelah laga di GBLA tersebut.
Bagi bobotoh, nama Vujović sudah diasosiasikan dengan semangat pantang menyerah dalam membela panji-panji kebesaran Maung Bandung. Loyalitas dan dedikasinya terhadap Persib bukanlah sebuah hal yang masih patut diperdebatkan. Bahkan, bersama penulis asal Bandung, sosok yang akrab disapa Vlado itu pernah meluncurkan otobiografi yang terkesan ‘sangat’ Persib berjudul Hati Biru, yang memang mengisahkan momen suka dan duka membela klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat itu.
Ya, Vujović merupakan salah satu bek asing terbaik yang pernah dimiliki Maung Bandung. Dua trofi bergengsi, Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015 berhasil dipersembahkannya. Dia adalah pemain yang selalu siap memberikan 100 persen tenaga dan pikiran saat dibutuhkan Persib di atas lapangan.
Tak jarang pada setiap gesekan dengan lawan, Vujović langsung berada di garda terdepan untuk membela rekan setimnya. Meski berstatus pemain asing, pria yang akrab disapa Vlado itu merupakan yang paling vokal dalam menyuarakan keadilan untuk timnya. Namun, di titik ini pula terkadang pemain kelahiran Budva itu malah ironisnya, merugikan tim.
Protes keras Vlado tak jarang yang berbuah peringatan keras dari wasit. Imbasnya, akumulasi kartu dan larangan bermain sempat diterimanya pada Liga 1 2017 ini. Statistik mencatat, koleksi enam kartu kuning Vujović sejauh ini hanya kalah dari bek Mitra Kutai Kertanegara, Jorge Gotor Blas dan gelandang Persija yang diusir wasit pada laga akhir pekan lalu, Sandi Darma Sute. Di balik konsistensinya menjaga pertahanan Persib, catatan ini tentu bukan sebuah hal yang positif.
Pasalnya, Maung Bandung yang akhirnya merasakan dampak. Sejauh ini Vujović sudah dua kali absen membela Persib akibat akumulasi kartu. Entah karena ketergantungan akan Vlado atau bagaimana, Atep dan kawan-kawan selalu kalah di dua laga tersebut. Pertama, gawang I Made Wirawan bobol dua kali saat melawat ke markas Bhayangkara FC, Juni lalu. Sementara teranyar, Persib harus kalah 1-3 di kandang Madura United, awal bulan ini.
Mungkin tak lantas Vujović jadi kambing hitam. Namun, ketiadaan sosoknya di jantung pertahanan tim amat dirasakan. Meski sudah kepala tiga, tenaga dan kehadiran Vujović masih amat sangat dibutuhkan lini belakang Persib untuk berduet dengan Jupe. Perawakannya yang tinggi besar dan dikenal rapat mejaga daerahnya, menjadikan Vlado salah satu berkah tersendiri bagi skuat Maung Bandung.
Akan tetapi, imej emosional perlu untuk dikurangi sedikit demi sedikit agar pada akhirnya tak merugikan tim. Terlepas dari apa yang terjadi di dalam gawang GBLA akhir pekan lalu, status salah satu pemain paling dedikatif di Persib tidak akan berubah meski dirinya sedikit tak terlalu meluap-luap setiap ada friksi di atas lapangan.
Toh, tak selamanya segala peristiwa mesti diselesaikan dengan emosional, kan?
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho