Eropa Italia

Romantisme AC Milan dan Lazio: Dari Alessandro Nesta hingga Lucas Biglia

Massimo Oddo

Massimo Oddo

Musim 2006/2007, Fabio Liverani memutuskan hengkang dari Lazio. Ban kapten yang sebelumnya melingkar di lengan Liverani menjadi tak punya tuan. Massimo Oddo, yang sudah lima tahun berseragam Biru Langit, diangkat menjadi kapten.

Oddo dikenal sebagai salah satu bek sayap terbaik di Italia. Disokong stamina yang luar biasa, Oddo sangat gemar bermain di wilayah lawan untuk membantu timnya ketia menyerang. Senjata andalannya adalah kemampuan umpan silang dengan laju yang cukup deras. Namun, meski melaju deras, umpan silang itu sangat akurat. Selain umpan silang, Oddo juga yang bertanggung jawab sebagai eksekutor tendangan bebas dan penalti.

Di pertengahan musim yang sama, tepatnya 23 Januari 2007, Oddo menerima tawaran Milan. Proses negosiasi antara Milan dan Lazio untuk Oddo berjalan cukup ketat. Lazio tak ingin kehilangan pemain pentingnya di pertengahan musim. Apalagi, di awal musim, Oddo diberi mandat sebagai kapten tim.

Namun pada akhirnya Lazio menyerah juga. Nilai 10 juta euro disepakati. Milan menyertakan Pasquale Foggia dalam paket transfer tersebut. Menariknya, Oddo adalah produk akademi Milan (1993-1999). Jadi, potensi kepulangan ke San Siro ia sambut dengan tangan terbuka.

Oddo menjadi salah satu elemen penting dalam usaha Milan membalas dendam kepada Liverpool terkait Malam di Istanbul. Tahun 2007, final Liga Champions, Oddo bermain sejak menit awal dan mengawal sisi kanan pertahanan Milan dengan sangat baik. Milan berhasil menuntaskan dendam dan menang dengan skor klasik, 2-1.

Selain satu gelar Liga Champions, Oddo juga mempersebahkan satu Scudetto, Satu Piala Super Eropa dan satu Piala Dunia Antarklub. Catatan yang lumayan untuk seorang pemain yang sempat dipinjamkan ke Bayern München.