Eropa Italia

Romantisme AC Milan dan Lazio: Dari Alessandro Nesta hingga Lucas Biglia

AC Milan bekerja cepat dan cukup frontal di jendela transfer musim panas kali ini. Sudah 10 pemain yang diboyong ke San Siro, termasuk dua terbaru yakni kakak Gianlugi Donnarumma, Antonio, dan bek tengah Juventus, Leonardo Bonucci. Dan tak lupa, Milan juga memboyong satu pemain baru musim ini dari tempat favoritnya: SS Lazio.

Dua klub ini, Milan dan Lazio sejatinya adalah rival. Terkadang, pertandingan mereka berjalan cukup panas. Namun, di atas meja perundingan jual-beli pemain, keduanya cukup harmonis. Friksi tentu terjadi dan itu hal yang biasa dalam proses negosiasi sepelik transfer di sepak bola. Dan pada akhirnya, kedua klub berjabat tangan dan mengakhiri hari dengan sama-sama bahagia.

Ada satu hal lagi yang cukup menarik dari hubungan mesra Milan dan Lazio di bursa transfer. Sudah sejak tahun 2002, Milan hampir selalu memboyong pemain yang tengah menjabat sebagai kapten Lazio. Sebuah catatan yang sungguh unik, dan hebatnya, yang diboyong membawa kebaikan dan berujung kepada prestasi.

Siapa saja mereka? Mari kita simak bersama:

Nesta

Alessandro Nesta

Sudah tak perlu penjelasan panjang dan lebar perihal kualitas bek tangguh satu ini. Bersama Fabio Cannavaro dan Paolo Maldini, Nesta menjadi produk terbaik bek tengah asal Italia setelah zaman Franco Baresi. Ketiganya hampir memiliki ciri individu yang sama, yaitu bek yang cerdas dan bisa memimpin rekan-rekannya.

Nesta diboyong Milan pada tahun 2002 dengan mahar 30 juta euro. Saat itu, banderol tersebut menjadikan Nesta sebagai salah satu bek termahal di dunia. Jika diletakkan dengan konteks jendela transfer musim panas kali ini, mungkin banderol Nesta bisa melonjak hingga 60 atau 70 juta euro, nilai yang sama yang Southampton patok untuk Virgil van Dijk.

Nesta adalah sosok yang karismatik. Ia masih berusia 21 tahun ketika menjabat sebagai kapten Lazio. Padahal saat itu, skuat Lazio diisi pemain-pemain kelas dunia, semacam Roberto Mancini, Juan Sebastian Veron, Pavel Nedved, Dejan Stankovic, Marco Di Vaio, Christian Vieri, hingga Hernan Crespo.

Tahun 1998, Lazio memenangi Copa Italia dengan mengalahkan Milan di final dan Nesta mencetak gol kemenangan. Namun ironisnya, tepatnya tahun 2002, keuangan Lazio semakin memburuk. Beberapa nama tenar dijual dan tentu saja, Nesta termasuk di dalamnya. Sungguh disayangkan memang, tetapi keuangan klub yang menjadi taruhannya.

Nesta sendiri tak ingin meninggalkan klub masa kecilnya. Namun demi tujuan yang lebih besar, yaitu masa depan klub kecintaannya, Nesta ikhlas untuk dijual. Sebuah gambaran kedewasaan dan tingkat profesional yang tinggi. Sayang, meski sudah berkorban, Nesta mendapat cap pengkhianat dari banyak suporter Lazio.

Nesta tak menggubris pandangan jahat tersebut. Ia berikan segala kemampuannya untuk Milan. Catatan piala menjadi bukti bakti Nesta untuk Milan: dua Scudetto, dua Liga Champions, dua Piala Super Eropa, satu Piala Dunia Antarklub dan dua Piala Super Copa Italia. Dan satu lagi: performa istimewa ketika membuat Lionel Messi tak berkutik.

Previous
Page 1 / 3