Datang bertempur di Go-Jek Traveloka Liga 1 dengan skuat yang dihuni dua alumnus Liga Primer Inggris, Persib Bandung digadang-gadang akan menjadi penghuni tetap papan atas tiap pekannya sekaligus kandidat kuat juara. Dan, bak anti-tesis dari sulap Cinderella, Persib yang skuatnya tampak mengilap dan cantik di awal musim, menjelma menjadi si buruk rupa hampir jelang akhir putaran pertama Liga 1. Ntap soulz!
Jelang akhir putaran pertama yang tersisa tiga laga lagi, Pangeran Biru terdampar di peringkat 12. Sejauh ini, Persib telah kebobolan 13 gol dan hanya sukses mencetak 13 gol, yang membuat Persib ‘lunas’ tagihannya dengan catatan tanpa minus ataupun surplus gol. Untuk tim yang diperkuat banyak pemain bintang, penampilan Persib memang sangat layak untuk dikritisi, dicaci bahkan digugat sampai ke akar-akarnya.
Herry Kiswanto, pelatih Persela Lamongan, bahkan sempat berujar bahwa permainan Persib sangat mudah dibaca. Membaca komentar pelatih yang akrab disapa Herkis ini, saya hanya bisa bilang, “Tentu saja, bosquh!”
Untungnya, dalam beberapa hari ke depan, Persib dan 17 tim Liga 1 lainnya akan mendapat kesempatan untuk mendatangkan pemain baru. Perombakan jelas dibutuhkan tim Bandung ini demi memperbaiki skuat yang tampak seperti sebelas pemain yang bermain gobak sodor alih-alih bermain sepak bola dengan baik dan benar.
Berikut saya tawarkan dua nama pemain yang bila sukses direkrut Maung Bandung, sedikit banyak akan membantu Djajang Nurdjaman untuk menyelamatkan musim Persib yang tiap pekannya tak kunjung menuju ke arah yang baik, namun justru semakin butut.
Wiljan Pluim
Terkesan mainstream? Tentu ja!
Gelandang asal Belanda ini adalah salah satu penampil terbaik Liga 1 sejauh ini. Ia hampir selalu tampil tanpa cela dan menjadi nyawa lini tengah PSM Makassar. Masalahnya, apa Juku Eja sudi melepas Pluim ke Bandung mengingat polemik yang sempat muncul akibat transfer ‘ntap’ Raphael Maitimo di awal musim kemarin?
Tapi, bila dilihat secara statistik dan kebutuhan tim, Pluim adalah nama yang perlu dikedepankan untuk direkrut Persib. Djanur, sapaan akrab coach Djajang, harus segera bangun dari mimpinya, mengucek matanya, mencuci muka lalu menyadari bahwa impiannya untuk mengubah Michael Essien dari gelandang bertahan menjadi gelandang serang adalah eksperimen yang gagal. Meneruskan upaya ini hanya membuat Djanur menjadi pelatih yang tak lebih baik dari Tony Adams tatkala mengasuh Granada musim lalu.
Sejauh ini, Pluim sudah mencetak empat gol, jauh lebih banyak dari top skor Persib, Lord Atep yang baru berminat menyumbangkan tiga gol saja untuk Maung Bandung. Selain itu, Pluim juga sudah mengukir tiga asis, yang lagi-lagi jadi catatan terbanyak dibanding pemain-pemain Persib lainnya.
Secara gaya bermain, Pluim adalah apa yang benar-benar dibutuhkan Persib saat ini. Seorang pengatur serangan, seorang pemain dengan kreativitas, sang nomor 10. Ya, nomor 10 yang terakhir pernah mereka miliki pada sosok pemain tampan asal Mali, Makan Konate.
Pluim menawarkan sedikit lebih banyak dari yang mungkin bisa diberikan Konate sewaktu membawa Persib menjuarai Liga Indonesia pada 2014 lalu. Pluim lebih kreatif dan punya skill yang sudah matang ditempa di Eropa. Tingginya juga menjulang, 191 sentimeter, membuatnya menjadi sasaran yang enak dituju lini belakang Persib untuk langsung menjangkau lini depan dengan memakai kelebihan tinggi badan gelandang tampan ini.
Baca juga: Dependensi PSM pada Wiljan Pluim
Bila Persib memang tim besar yang pesonanya sulit ditolak pemain manapun di Liga Indonesia, melakukan transfer untuk Willem Jan Pluim adalah langkah untuk menjustifikasi status Pangeran Biru sebagai Los Galacticos-nya Indonesia. Bila melobi untuk mendatangkan Pluim gagal dan kembali menyerahkan posisi gelandang serang pada sang Bison, Essien, Persib bisa mengucap selamat tinggal pada papan atas Liga 1 di akhir musim.