Nasional Bola

Jelang Paruh Musim Liga 1 dan Liga 2: Kinerja Wasit Jadi Sorotan

Liga 1 dan Liga 2 Indonesia yang disponsori oleh dua start-up kelas kakap Go-Jek dan Traveloka, tak terasa sudah berjalan hampir empat bulan. Memang waktu berjalan cepat. Kita sudah menyaksikan keseruan, drama dan segala hal yang terjadi selama kompetisi bergulir. Kira-kira apa saja ya catatan penting sampai paruh musim ini?

Menurut Direktur Utama PT. Liga Indonesia Baru (LIB), Berlinton Siahaan, sebagaimana dikutip Detik,  sampai pekan ke-13 ini, penyelenggaraan Liga 1 dan 2 berjalan baik. Hal serupa juga diamini oleh CEO PT. LIB, Tigor Shalomboboy. Namun, tentunya ada beberapa catatan penting, terutama berkaitan dengan perangkat pertandingan.

“Laporan yang akan diserahkan adalah yang berkaitan dengan kinerja perangkat pertandingan. Sementara laporan keseluruhan paruh musim masih menunggu sampai akhir Juli dan laporan akan diserahkan awal Agustus,” ujar Tigor yang dihubungi Football Tribe Indonesia.

Selain itu, Tigor juga mengatakan awal Agustus nanti akan diadakan technical meeting yang melibatkan klub, pelatih dan tentunya PSSI sendiri.

Sebelumnya, tanggal 15 Mei lalu, PT. LIB juga sudah menyerahkan laporan kepada PSSI. Tentunya agar PSSI dan semua pemangku kepentingan tertinggi sepak bola bisa sama-sama melakukan evaluasi dan terus meningkatkan kualitas kompetisi.

Sementara itu, pengamat olahraga senior, M.Nigara, mengatakan sudah ada kemajuan dalam penyelenggaraan kompetisi. Persaingan antarklub semakin ketat dan penerapan aturan penggunaan pemain U-23 juga memberikan ruang bagi para pemain muda untuk bersinar dan saling unjuk kemampuan.

“Tetapi tetap ada catatan ya. Harus ada sikap legowo bagi klub agar tidak keseringan protes jika timnya kalah. Lalu, soal kesiapan stadion juga harus ada perhatian. Kita tahu beberapa klub mempunyai stadion yang tidak memadai sehingga tidak bisa digunakan untuk laga kandang. Bahkan, klub ibu kota, Persija, yang menjadi klub pertama yang punya stadion, sekarang malah harus mengungsi ke Bekasi,” ujar M.Nigara yang dihubungi Football Tribe, Rabu (12/7).

Pengamat yang kerap menulis untuk sejumlah media massa ini juga menaruh harapan kepada gubernur dan wakil gubernur Jakarta terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, agar mewujudkan janjinya membangun stadion yang megah dan memadai bagi Persija. Ironis bukan jika klub ibu kota tetapi tidak punya stadion?

“Kalau aturan yang benar mau diterapkan, berapa klub yang sudah memadai keamanan dan fasilitas stadionnya? Sedikit, bukan?,” ujar Nigara. Tetapi, semua tentunya proses untuk lebih baik ke depannya.

Liga 1
Kredit: Liga 1

Persaingan dan kualitas wasit

Seperti yang sudah disinggung, persaingan kompetisi musim ini memang lebih ketat. Klub-klub saling bersaing memperoleh poin dan naik turunnya terlihat sekali. Bahkan di papan bawah sekalipun.

Ketatnya kompetisi juga berpengaruh pada mental wasit selama memimpin pertandingan. Tentunya kita sudah sering mendengar sejumlah klub yang melancarkan protes terhadap keputusan wasit (baik yang kalah bahkan yang menang sekalipun). Tigor pun mengakui hal ini karena pihaknya kerap menerima laporan dari klub-klub yang kurang puas terhadap kinerja wasit.

Lalu bagaimana dengan upaya meningkatkan kualitas wasit? PSSI juga terus berupaya meningkatkan kualitas wasit dengan sejumlah pelatihan dan lokakarya.

“Fokus sekarang adalah wasit harus memahami Laws of The Game milik FIFA yang baru, karena sepak bola terus berkembang,”ujar Tigor. Dan mengenai penggunaan video replay atau VAR, PSSI memang sudah punya rencana tetapi jelas tidak dalam waktu dekat.

“Ya mungkin dua atau tiga tahun lagi. Tentunya kita ingin menciptakan generasi wasit yang tidak gagap teknologi,” ujar Tigor.

VAR bisa jadi fokus, tetapi jangan sampai menghilangkan esensi pertandingan. Menurut Tigor, saat ini alangkah lebih baik jika sepak bola berjalan seperti apa adanya, dengan segala kontroversinya. Memang wasit bisa saja keliru dan itu manusiawi. Tapi, hal itu bisa terus dievaluasi untuk dikembangkan.

Sementara Nigara, mengatakan sudah waktunya teknologi diterapkan. Pendapat ini sama seperti pendapat para wasit senior yang pernah kami wawancara beberapa waktu lalu.

“Ya memang sudah waktunya ya, karena kan sesuai dengan aturan FIFA juga. Masalahnya siap atau tidak? Harus ada kesiapan dana juga untuk mengadakan pelatihan terkait teknologi. Sekarang mending menggunakan headset dan spray dulu,” ujar Nigara.

Segala sesuatu memang harus melalui proses. Semoga kompetisi di paruh kedua akan berjalan lebih baik dan seterusnya kualitas kompetisi bisa meningkat.

Baca juga: Wasit, Mari Majukan Sepak Bola Indonesia!

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)