Untuk keempat kalinya sepanjang karier, Nilmar Honorato da Silva, resmi pulang kampung. Kali ini, penyerang berusia 32 tahun itu memperkuat Santos setelah direkrut dengan status bebas transfer dan diikat kontrak selama 18 bulan. Sejak memulai debut profesional bersama Internacional pada 2002 lalu, sudah delapan klub yang dia bela lewat 11 aktivitas transfer di dalamnya.
“Ini (transfer ke Santos) merupakan kesempatan dan tantangan baru untuk karier saya. Harapan besar saya adalah bisa terus menjaga kehormatan seragam klub seperti yang selalu dilakukan sebelumnya,” ujar Nilmar pada situs resmi klub. Dia juga berjanji membawa Santos meraih gelar juara.
Nilmar, yang sempat membela timnas Brasil di Piala Emas 2003, Piala Konfederasi 2009, hingga Piala Dunia 2010, tercatat sebagai salah satu pesepak bola yang sempat digadang-gadang bakal bersinar terang, tapi malah akhirnya terlupakan. Kendati pernah menunjukkan potensinya bersama klub La Liga, Villarreal, pemain kelahiran Bandeirantes ini tampaknya tak tepat dalam memilih jalan kariernya.
Sebulan setelah genap berusia 20 tahun atau tepatnya musim panas 2004, Nilmar yang tampil bersama Internacional, direkrut tim raksasa Ligue 1 kala itu, Olympique Lyon dengan biaya transfer sekitar 6 juta euro. Kala itu dia didatangkan sebagai pelapis bagi Giovane Élber. Nilmar langsung menjawab keraguan publik Stade Gerland dengan dua gol pada laga debutnya kontra Rennes.
Akan tetapi, itu jadi raihan satu-satunya pada pengalaman pertama Nilmar di Eropa. Hanya berselang semusim, Nilmar dipulangkan ke Brasil, kali ini Corinthians dengan status pinjaman, menyusul kedatangan kompatriotnya, Fred, yang mengambil jatah pemain non-Uni Eropa di Les Gones. Dia akhirnya menetap permanen di Corinthians, dilanjutkan dengan kembali ke Internacional pada 2007 lalu.
Meski pernah gagal, Nilmar tetap menarik minat klub-klub dari Eropa. Pada 25 Juli 2009, peraih gelar Piala Konfederasi 2003 itu didatangkan Villarreal dengan biaya transfer cukup tinggi, nyaris 16 juta euro. Pilihan klub berjuluk El Submarino Amarillo itu tak salah. Nilmar tampil konsisten lewat perannya sebagai supersub. Dua tahun awal, dia sukses mencatatkan masing-masing dua digit gol per musim atau 30 lesakan dari 88 pertandingan.
Sayangnya sinar Nilmar di El Madrigal tak bertahan lama. Pada musim ketiga di La Liga, performanya menurun. Pada momen ini, tawaran mewah dari klub Qatar, Al Rayyan, membuat dirinya dan Villarreal tergoda. Musim panas 2012, Nilmar pindah ke Jazirah Arab dengan nilai transfer sekitar 10 juta euro. Sempat dipinjamkan ke klub lain demi menantang Paris Saint-Germain pada laga persahabatan, Nilmar akhirnya kembali ke Brasil, untuk kali ketiga.
Lagi-lagi Internacional jadi destinasinya. Namun, itu pun tak lama. Berselang setahun, Nilmar memutuskan balik ke Arab, kali ini ke Uni Emirat Arab bersama klub Al Nasr. Hingga akhirnya, penyerang yang pernah merasakan gelar Ligue 1 dan Copa Sudamericana itu kembali untuk keempat kalinya ke Brasil, guna memperkuat Santos.
Kini pertanyaan muncul, apakah Nilmar akan kembali hijrah dari Brasil, mungkin jadi marquee player di Go-Jek Traveloka Liga 1, atau malah menetap dan pensiun di tanah kelahirannya? Satu yang pasti, dia membuktikan bahwa kesempatan kedua saat bersinar bersama Villarreal, bisa datang bagi mereka yang mau bekerja keras.
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho