Dane Milovanovic mengalami benturan keras ketika timnya, Madura United, menang 6-0 atas Semen Padang di pekan terakhir Liga 1 pada bulan Ramadan lalu. Gelandang berpaspor Australia tersebut bahkan mesti dipasangkan selang oksigen untuk membantunya bernafas sampai kemudian akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Kala itu, kondisi Dane dikabarkan sudah membaik.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Madura United terpaksa melepas pemain asingnya tersebut. Apalagi disebutkan bahwa Dane Milovanovic bahkan sempat mencoba bunuh diri. Dalam rilis yang dirilis Madura United, Dane diketahui telah menjalani pemeriksaan kesehatan mental oleh dr. Catriona Kneeland di Klinik Harvaster, Sunshine, Victoria, Australia. Dane juga dirawat di unit pasien dengan beberapa permasalahan mental, yaitu keinginan bunuh diri, mood rendah, demotivasi, serangan panik dan kecemasan.
Apa yang dialami oleh Dane memang bisa jadi symptoms penyakit apa saja, termasuk gangguan mental seperti yang diklaim oleh Madura United yang kemudian memutuskan untuk melepasnya. Kali ini yang akan dibahas bukan soal kompensasi, perlakuan kepada pemain dan hal-hal lain, tetapi soal penyebab Dane bisa sampai ingin mengalami kejadian-kejadian. Bahkan dalam level ekstremnya adalah sampai ingin bunuh diri.
Anda pernah menonton film berjudul Concussion?. Rilis pada tahun 2015 dan dibintangi oleh Will Smith, film ini bercerita tentang Bennet Omalu. Omalu adalah seorang ahli forensik di bidang patologis yang mengemukakan fakta pada sekitar pertengahan tahun 2000-an bahwa para pemain American Football kemungkinan besar akan menderita penyakit Chronic Traumatic Encephalophaty atau biasa disebut sebagai CTE.
Dalam film yang memang berdasarkan kisah nyata tersebut disebutkan bahwa penyebab utama para pemain American Football mengalami penyakit itu adalah benturan-benturan yang mereka terima terutama di bagian kepala sepanjang karier mereka.
Anda bisa membaca lebih lanjut di internet atau bertanya kepada kawan Anda yang merupakan seorang dokter. Tetapi sederhananya, CTE ini merupakan penyakit yang bersifat degenaratif. Selaput otak akan semakin mengecil dan terus mengecil yang semuanya diawali dengan selaput yang berdarah akibat benturan. Sejauh ini, hal itu lebih banyak disebabkan oleh benturan-benturan yang terus diterima oleh kepala dalam waktu yang terus menerus.
Mengapa benturan justru berpengaruh ke otak, padahal misalnya lapisan luar kepala kita baik-baik saja? Ini disebabkan karena lapisan luar atau tengkorak kepala kita meminimalisir efek dari benturan. Benturan bisa diredam tetapi ada kemungkinan hasil redaman yang masih berbentuk tekanan tersebut bisa sampai ke otak kita. Tengkorak mampu menahannya, tapi isi dari tengkorak tidak.
Ini mirip memecahkan isi gentong berbahan tanah liat dengan sonar atau suara. Tekanan dari sonar memang tidak memecahkan gentong, tapi bisa membuat isinya lenyap tidak tersisa.
Setidaknya ada delapan sampai sepuluh tahap yang menunjukan gejala dari CTE ini. Akan tetapi yang dialami oleh Dane Milovanovic sudah menunjukan setidaknya pemain ini kemungkinan besar mengalami CTE. Instabilitas sosial, perilaku yang tidak biasa, mood yang buruk, adalah sekian dari contoh kecil seseorang mengalami CTE setelah terkena benturan. Apalagi, Dane mengaku sempat mencoba bunuh diri.
Ini sangat serupa dengan kejadian ketika CTE mulai booming di Amerika Serikat pada milenium baru. Banyak sekali pemain-pemain yang ditemukan bunuh diri, dengan diketahui sebelumnya bahwa mereka dikabarkan berperilaku tidak biasa.
American Football dan tinju profesional sendiri sudah membuat regulasi khusus sebagai upaya preventif menncegah CTE menerpa para atlet mereka. Sepak bola sendiri sejauh ini belum ada aturan-aturan yang benar-benar mengatur andai pemain terkena benturan di kepala selain tindakan medis karena memang benturan di kepala merupakan hal yang jarang di sepak bola.
Kemungkinan benturan terjadi ketika Anda mencoba menyundul bola namun salah sasaran. Kasus Dane bukan yang pertama di sepak bola. Memang jumlahnya masih sedikit, tetapi rasanya seluruh elemen sepak bola mesti lebih memerhatikan soal CTE yang punya potensi besar mengakhiri karier seorang pesepak bola dan lebih tragisnya, merenggut hidup mereka.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia