Nasional Bola

Kesetiaan dan Niat Mulia Yoo Jae-hoon kepada Persipura

Di Papua sana, Yoo Jae-hoon adalah fenomena sekaligus anomali. Ia adalah satu-satunya penjaga gawang asing yang memperkuat klub peserta Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. Pria asal Korea Selatan ini telah memperkuat Persipura Jayapura selama tujuh tahun.

Tiga gelar juara liga domestik telah dirasakannya di Indonesia bersama Persipura. Namun, siapa yang menyangka ia sempat merasa kecewa ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jayapura?

“Terus terang, saya sedikit kecewa,” kenang Yoo, ketika diwawancarai Bola.com beberapa waktu lalu. “Saya pikir Jayapura kota besar seperti Jakarta, tapi ternyata saya salah.”

Seiring berjalannya waktu, pria kelahiran Ulsan, 7 Juli 1983 ini akhirnya betah tinggal di ibu kota provinsi Papua tersebut. Ia lalu memboyong istri dan anaknya untuk menemaninya tinggal di sana.

“Butuh dua tahun sampai saya benar-benar bisa lancar berbahasa Indonesia,” sambungnya. “Itu membantu saya untuk beradaptasi dengan kehidupan di sini.

Bukan hanya itu, komunikasinya dengan para pilar lini belakang Persipura pun menjadi semakin lancar karena mereka bisa lebih saling memahami satu sama lain. Pemain-pemain belakang seperti Victor Igbonefo dan Bio Paulin datang dan pergi, tapi Yoo tetap setia sejak tahun 2010 hingga sekarang.

Saat ini, Yoo masih menjadi salah satu penjaga gawang paling disegani di Indonesia dalam usianya yang sudah menginjak 34 tahun.

“Saya merasa cocok di Persipura karena tim ini kompak, serta penuh kekeluargaan dan kebersamaan,” tuturnya mantap.

Salah satu kenangan manis Yoo selain tiga gelar juara domestik yang dikoleksinya adalah kesuksesan tampil sebagai semifinalis kompetisi antarklub Asia, Piala AFC, pada tahun 2014. Ini adalah prestasi tertinggi klub Indonesia di ajang tersebut.

Yoo bukannya tak pernah merasa penasaran menjajal tantangan di klub lain. Ia pernah bergabung dengan Bali United di awal Liga Indonesia musim 2015. Sayang, kompetisi terhenti di tengah jalan akibat sanksi FIFA. Sempat pulang ke Korea Selatan, mantan pemain Daejeon Citizen ini kemudian direkrut Pusamania Borneo FC untuk turnamen Piala Bhayangkara 2016. Masa singkatnya di klub Kalimantan Timur tersebut berakhir manis dengan raihan trofi juara.

Namun, saking sudah cintanya terhadap Persipura, Yoo akhirnya memutuskan untuk kembali membela Mutiara Hitam mulai tahun 2016. Setelah kembali sukses menjadi juara Torabika Soccer Championship (TSC 2016), posisinya tak tergoyahkan dari bawah mistar gawang Persipura di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017.

Pemain yang sudah sangat fasih berbahasa Indonesia ini punya ketertarikan terhadap pengembangan usia muda. Sesekali, ia meluangkan waktu untuk melatih anak-anak kecil secara cuma-cuma di sekolah sepak bola setempat. Ia bahkan dengan optimis mengutarakan niatnya untuk ikut serta mengembangkan bakat-bakat muda di tanah Papua.

“Nanti kalau sudah pensiun sebagai pemain, saya tidak akan langsung pulang ke Korea Selatan,” tuturnya, masih dikutip dari Bola.com. “Saya ingin menjadi pelatih kiper Persipura agar klub ini punya bakat-bakat potensial sebagai penjaga gawang.”

Yoo sendiri mengaku terinspirasi oleh sosok penjaga gawang legendaris Italia, Gianluigi Buffon. Peraih Piala Dunia 2006 ini dianggapnya bukan hanya sebagai kiper hebat, melainkan juga sebagai panutan di luar lapangan.

Sepertinya dengan kesetiaannya kepada Persipura dan niat mulianya mengembangkan bakat-bakat muda di Papua, Yoo pun sebenarnya sudah menjadi panutan kita semua!

Selamat ulang tahun, Yoo Jae-hoon!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.