Selain disibukkan perburuan gelandang dan kiper baru, Juventus juga mesti membagi fokusnya untuk mengejar bek kanan baru.
Hari Selasa (20/6), tersiar kabar bahwa Dani Alves sudah menegaskan sikap untuk meninggalkan Si Nyonya Tua. Ajakan bereuni dengan Pep Guardiola di Manchester City disambutnya dengan tangan terbuka. Bek asal Brasil tersebut bahkan meminta secara khusus kepada manajemen Juventus untuk memutus kontraknya.
Jurnalis dari Italia, Gianluca Di Marzio, mengungkapkan bahwa manajemen Juventus memandang keinginan Alves sebagai satu-satunya solusi dan tak akan menghalangi niat tersebut. Jika kontrak Alves diputus, City bisa mendatangkan mantan pemain Sevilla tersebut secara gratis. Sebuah peluang yang tak bakal disia-siakan Guardiola.
Langkah Juventus sendiri sudah sangat baik. Dengan melepas Dani Alves yang sudah berusia 34 tahun, Juventus bisa meregenerasi pos bek kanan tanpa hambatan. Apalagi, Stephan Lichtsteiner, bek kanan Juventus lainnya juga sudah berusia 33 tahun. Sudah waktunya penyegaran di tubuh renta Si Nyonya Tua.
La Stampa merilis enam nama yang berpotensi, yaitu Matteo Darmian, Djibril Sidibe, Joao Cancelo, Hector Bellerin, Mattia De Sciglio dan Serge Aurier. Namun, jika dipindai lebih jauh, hanya ada tiga nama yang betul-betul masuk akal untuk dikejar Juventus. Mereka adalah:
Matteo Darmian
Bulan Mei yang lalu, Jose Mourinho pernah mengungkapkan bahwa dirinya akan berusaha menahan Matteo Darmian tetap di Manchester United. Padahal sebelumnya, ia tidak akan menghalangi bek asal Italia itu untuk mudik. Darmian sendiri tak berkomentar secara tegas perihal kemungkinannya kembali ke Italia.
Baca juga: Menghargai Matteo Darmian
Bagi Juventus, di atas kertas, Darmian akan menjadi sosok yang ideal untuk pos bek kanan. Ia masih berusia 27 tahun, bisa bermain sebagai bek kanan atau kiri, dan seorang Italiano. Ia mengenal Serie A dan tak akan butuh waktu lama untuk beradaptasi. Harga pasaran Darmian juga cukup murah. Ia ditaksir bisa ditebus di sekitar angka 11 juta euro.
Masalah bagi Juventus adalah performa Darmian yang tak konsisten bersama United. Atau karena Mourinho tak tahu cara memanfaatkan kemampuan Darmian?