Dunia Lainnya

Mengenang Cheick Tiote

Tim nasional Pantai Gading merupakan salah satu kesebelasan yang paling disegani di benua Afrika. Di level Piala Dunia, negara yang terletak di Afrika bagian barat ini selalu tampil di tiga kejuaraan terakhir (2006, 2010 dan 2014) meski selalu berakhir di babak penyisihan grup. Sementara di level Piala Afrika, Les Elephants, sudah mengoleksi dua gelar juara yakni di tahun 1992 dan 2015 yang lalu.

Khusus untuk titel yang disebut belakangan, Pantai Gading meraihnya dengan perjuangan cukup melelahkan. Pasalnya, di turnamen tersebut Pasukan Gajah mesti menaklukkan beberapa raksasa sepak bola Afrika seperti Kamerun, Aljazair dan juga Ghana untuk membawa pulang titel juara.

Selain Toure bersaudara (Kolo dan Yaya), nama Serge Aurier, Wilfried Bony, Gervinho, Salomon Kalou dan Cheick Tiote adalah pilar utama skuat asuhan Herve Renard saat itu. Keberadaan mereka bikin Pantai Gading jadi salah satu favorit di turnamen itu.

Namun berbeda dengan kawan-kawannya, perjuangan Tiote di Piala Afrika 2015 berakhir prematur. Pada laga kedua babak penyisihan Grup D melawan Mali, Tiote yang jadi tandem Yaya Toure di lini tengah mengalami cedera sehingga harus ditarik keluar pada menit ke-83. Sialnya, cedera tersebut parah dan menyebabkan Tiote tak bisa tampil lagi di Piala Afrika 2015.

Menariknya, laga itu sendiri menjadi yang terakhir bagi Tiote di timnas Pantai Gading. Karena dua pelatih Pasukan Gajah seusai Renard pergi (pada bulan Mei 2015 Renard sepakat dengan OSC Lille untuk menjadi nakhoda anyar klub tersebut), Michel Dussuyer dan Marc Wilmots, tak pernah memanggilnya.

Padahal, Tiote juga belum pernah menyatakan diri pensiun dari timnas seusai turnamen akbar di benua hitam tersebut. Alhasil, caps-nya di timnas pun mentok di angka 55 kali serta menyumbang sebiji gol.

Karier Tiote sendiri tampak stagnan setelah peristiwa tersebut karena dirinya hanya bermain sebanyak 20 kali pada musim 2015/2016 bersama Newcastle United. Walau sebelumnya, Tiote selalu main di atas 20 laga per musim, kecuali saat dihantam cedera parah di musim 2014/2015.

Kondisi ini pula yang lantas membuat Tiote tak berkeberatan untuk melanglang jauh ke timur guna bergabung dengan kesebelasan asal Cina, Beijing Enterprises, yang mentas di China League One (setara divisi dua).

Tapi seperti yang sama-sama kita ketahui, karier Tiote bersama klub yang dahulu bernama Beijing Baxy itu tak berlangsung lama. Tepat pada 5 Juni 2017 kemarin, Tiote menghadap Sang Khalik akibat terkena serangan jantung.

Baca juga: Selamat Jalan, Cheick Tiote!

Jenazah Tiote sendiri telah diterbangkan ke Abijan, ibu kota Pantai Gading, sekaligus disemayamkan di sana beberapa waktu yang lalu. Kedatangan peti jenazah Tiote juga disambut oleh masyarakat Pantai Gading, petinggi federasi sepak bola Pantai Gading serta rekan-rekannya di timnas seperti Kolo dan Yaya Toure, Bony dan juga Kalou. Prosesi pemakaman Tiote juga berlangsung khidmat dan syahdu.

Tiote meninggalkan dua orang istri dan beberapa orang anak. Meski dirinya telah tutup usia, namun selagi roda kehidupan masih berputar, mungkin saja di masa depan kita akan menyaksikan aksi-aksi dari putra Tiote di lapangan sepak bola, mengejar impian seperti yang telah ditunjukkan sang ayah semasa hidupnya.

A jamais dans nos Coeurs, Tiote.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional