Pemain muda berbakat asal Thailand itu akhirnya tiba di Jepang. Pukul 20:40 semalam waktu setempat, Chanathip Songkrasin tiba di pintu kedatangan Bandara New Chitose, Sapporo, Jepang. Kedatangan pemain yang dijuluki “Messi Jay” ini langsung disambut oleh staf Consadole Sapporo, klub barunya, dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan “Welcome to Hokkaido” dalam bahasa Thailand.
Segera setelah tiba di Negeri Samurai, Chanathip mengadakan sesi wawancara dengan sejumlah media lokal seperti media J.League, Siam Sport dan Football Tribe. Sesi tersebut berlangsung selama 30 menit, setelahnya Chanathip memberikan tanda tangan pada sekitar 20 fans yang beruntung.
Chanathip mengaku sangat senang dan bangga karena kedatangannya disambut dengan meriah, banyak media dan fans yang hadir disana. “Aku tidak mengira akan seperti ini, karena aku hanya seorang pria kecil dari negara kecil yang datang untuk menyelesaikan misi besar di sini”, ujar pemain berusia 23 tahun ini.
Chanathip didatangkan Consadole Sapporo dengan status pinjaman selama 18 bulan, tepatnya hingga akhir November 2018. Sebelum tiba di J.League, gelandang mungil setinggi 160 sentimeter ini sempat merumput bersama BEC Tero Sasana. Namun, klub masa kecilnya itu terdegradasi ke Divisi 1 Liga Thailand pada 2016. Chanathip pun “dipindahkan” ke salah satu klub raksasa Thailand, Muangthong United.
Ya, frasa “dipindahkan” tidak salah digunakan dalam kalimat itu karena Chanathip memang tidak memiliki niat untuk meninggalkan Tero. Adalah sang manajer Tero, Thanya Wongnak, yang menelepon Chanathip untuk mengabarkan bahwa sang pemain akan pindah ke Muangthong agar bisa berlaga di Liga Champions Asia (LCA). Sontak Chanathip terkejut. Selain karena sangat mencintai Tero, saat itu dirinya juga baru saja keluar kelas setelah menjalani ujian di Universitas Thammasart.
Tak butuh waktu lama bagi Chanathip untuk unjuk gigi di Muangthong. Debutnya di LCA langsung menjadi pusat perhatian. Turun sebagai starter kontra tim raksasa Australia, Brisbane Roar, Chanathip sering merepotkan pertahanan lawan. Di akhir laga, Muangthong sukses menahan imbang tuan rumah tanpa gol dan Chanathip dinobatkan sebagai man of the match.
Di Muangthong, Chanathip bermain di pos gelandang serang. Dalam 57 pertandingan ia mencetak 6 gol dan 16 asis. Raihan ini jelas meningkat drastis jika dibandingan saat dirinya merumput di Tero. Dari 23 laga, pemain yang melakukan debutnya di timnas Thailand pada usia 19 tahun ini hanya mencetak dua gol tanpa membuat asis.
Kini, petualangan baru menantinya di depan mata. Chanathip akan hidup di negara baru, menjajal liga baru dan atmosfer baru. Ia menjadi rekrutan Consadole asal Asia Tenggara untuk menggantikan Irfan Bachdim yang kembali ke Indonesia membela Bali United.
Dalam sesi wawancara ia mengatakan bahwa targetnya di Jepang adalah meningkatkan kualitas individunya, yang jika sukses dilakukan nantinyam dapat berdampak baik dengan tingginya minat tim-tim J.League pada pemain Thailand.
Meski baru pertama kalinya merumput di Jepang, Chanathip sebelumnya sempat menghadapi timnas Jepang dan beberapa tim J.League, salah satunya adalah Kashima Antlers, jawara J.League 2016. Mereka saling berhadapan di laga kedua penyisihan grup Liga Champions Asia, Februari tahun lalu.
Dari pertandingan yang berakhir 2-1 untuk kemenangan Muangthong itu, Chanathip mengaku bahwa ia mendapat gambaran bagaimana sepak bola Jepang dimainkan, sehingga sangat membantunya ketika tiba di Negeri Sakura ini. Ia dapat mempersiapkan dirinya dengan pemahaman mengenai gaya bermain sepak bola di Jepang.
Sebelum terbang ke Jepang, Chanathip juga sempat mendapat wejangan dari ayahnya yang merupakan pelatih pertamanya. “Ayah berkata bahwa aku harus berjuang. Sepak bola di sana (Jepang) berbeda dengan di Thailand. Kamu akan mendapat banyak rintangan dan harus dapat melewatinya. Lakukan yang terbaik!”
Sesi wawancara singkat kemudian diakhiri dengan pesan singkat Chanathip pada para fans. Ia mengucapkan terima kasih karena telah mendukungnya dan akan berjuang semaksimal mungkin bagi Consadole Sapporo.
Ganbarou, Chanathip!
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.