Serupa dengan turnamen internasional yang dikhususkan untuk tim nasional usia muda seperti Olimpiade dan Asian Games, cabang sepak bola di SEA Games 2017 Malaysia nanti juga sebenarnya diperbolehkan menggunakan maksimal tiga pemain berusia lebih dari batasan usia kompetisi atau yang biasa disebut overaged players.
Meskipun nyatanya, negara peserta di ajang SEA Games lebih senang memakai jatah overaged players tersebut untuk para pemain muda yang usianya sedikit lewat dari batas yang ditentukan.
Meskipun pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, menyebutkan bahwa ia memanggil lima pemain senior ke tim yang dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games adalah untuk membantu perkembangan para pemainnya, tampaknya hal tersebut lebih dari itu. Bisa diindikasikan bahwa pelatih asal Spanyol tersebut mencari pemain senior yang akan melengkapi skuat Timnas U-22 yang akan berlaga di SEA Games nanti.
Lima pemain senior yang dipanggil Milla untuk menghadapi Kamboja dan Puerto Riko ini adalah Kurnia Meiga, Adam Alis, Fachrudin Aryanto, Bayu Pradana dan Irfan Bachdim. Kelima pemain ini ikut bermain ketika Indonesia menang 2-0 di kandang Kamboja pada 8 Juni lalu.
Pertanyaanya kemudian, apakah para pemain senior yang dipanggil oleh Milla sudah sesuai dengan kebutuhan tim? Dan lagi, sudah tepatkah sektor di Timnas U-22 yang ditambah para pemain senior?
Alasan utama dipanggilnya para pemain senior dipanggil adalah seperti yang sudah Milla ungkapkan sendiri. Yaitu untuk membantu perkembangan para juniornya. Pemanggilan Kurnia Meiga untuk sektor kiper adalah sesuatu yang masuk akal. Meskipun Satria Tama dan Kurniawan Kartika Adjie tampil baik bersama klubnya, kedua kiper ini bermain di tim yang posisinya tidak begitu bagus di klasemen. Sementara Diky Indriyana dan Ravi Murdianto menit bermainnya tidak reguler di Bali United dan PS TNI.
Untuk sektor bek tengah pun memang membutuhkan pemain senior di sana. Bagas Adi Nugroho dan Hansamu Yama memang bek muda dengan potensi yang luar biasa, tetapi keduanya masih sering tidak tenang ketika mengawal pertahanan. Terutama untuk Bagas yang apabila frustasi akan terlihat dari bagaimana seringnya ia melancarkan sliding tackle bahkan di area yang berbahaya. Maka entah Fachrudin atau bek tengah senior lain yang dipanggil nanti, memang peran mereka dibutuhkan untuk membimbing tandemnya.
Pun soal dipanggilnya Irfan Bachdim dan Adam Alis. Di Timnas U-22 saat ini, pemain yang mampu beroperasi di posisi gelandang serang hanyalah Gian Zola. Milla dengan skema bermainnya tentu membutuhkan gelandang serang yang mampu membuat banyak operan terjadi di area pertahanan lawan. Zola memang betul masuk kategori tersebut, akan tetapi usianya yang masih sangat muda tentu membutuhkan pengalaman dari para pemain yang lebih senior.
Ketimbang sektor lain, sebenarnya posisi bek kanan adalah yang paling riskan. Putu Gede Juni Antara sepertinya bukan pemain yang tipenya diinginkan Milla. Sementara Ryuji Utomo tampaknya lebih bagus kala diturunkan sebagai bek tengah.
Bahkan pada uji coba terakhir melawan Kamboja, Milla memasang Gavin Kwan Adsit yang sejatinya merupakan gelandang sayap di posisi bek kanan tersebut. Ketika Indonesia U-22 kalah dari Myanmar di pertandingan perdana mereka lalu, jelas sekali kalau sektor bek kanan memang membutuhkan perhatian khusus.
Jadi, siapa saja pemain senior yang layak dibawa? Atau perlu Luis Milla memanggil Ismed Sofyan saja?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia