Eropa Italia

Ricardo Rodriguez Resmi Milik AC Milan: Kelebihan dan Kekurangan

Kelemahan

Di atas disebutkan bahwa Rodriguez jarang menggiring bola terlalu lama dan lebih suka melepaskan umpan sesegera mungkin. Hal ini tentu baik, jika rekan-rekannya selalu mampu menyediakan diri sebagai penerima umpan.

Namun, bisa menjadi masalah ketika Milan bertemu dengan lawan yang fasih menekan dengan garis pertahanan yang tinggi. Meski mampu melindungi bola, Rodriguez tak punya banyak opsi untuk keluar dari tekanan lawan dan mengalirkan bola. Jangan sampai satu pemain tereksploitasi karena eksekusi sistem yang tidak baik.

Selain itu, saat ini, Rodriguez tengah berada mengalami penurunan performa, boleh dibilang cukup drastis. Situasi ini berkaitan dengan performa Wolfsburg sendiri secara tim. Untuk satu dan lain hal, performa ini bisa saja ia bawa ke Milan.

Jika hal itu terjadi, artinya Rodriguez tidak mempunyai mental yang kuat, yang bisa membantunya bangkit dari masa-masa kelam, bahkan ketika sudah mengalami pergantian suasana. Milanisti harus berdoa supaya hal ini tidak terjadi.

Ingat, sudah satu dasawarsa Milan belum memiliki bek kiri yang bisa diandalkan. Tepat sepuluh tahun yang lalu, Jankulovski mengisi pos tersebut di final Liga Champions 2007 melawan Liverpool.

Semenjak bek asal Republik Ceska tersebut mengalami penurunan performa, sisi kiri Milan selalu menjadi bahan lelucon. Djamel Mesbah, Luca Antonini, Taye Taiwo, Didac Vila, Pablo Armero, Mathieu Flamini, dan tentu saja, Kevin Constant.

Mau seperti siapa Rodriguez? Generasi Constant? Atau para bek kiri megah sebelum zaman Serginho?

Author: Yamadipati Seno
Koki @arsenalskitchen