Hari Selasa (6/6), Ricardo Rodriguez tiba di Italia. Hari Rabu (7/6), bek asal Swiss tersebut dijadwalkan menjalani tes medis di Milanello. Jika lolos tes media, Rodriguez akan membubuhkan tanda tangannya di atas kontrak dan ia resmi menjadi milik AC Milan.
Rodriguez akhirnya terbang ke Italia setelah Milan mencapai kesepakatan transfer dengan Wolfsburg di angka 15 juta euro, ditambah tiga juta euro dalam bentuk bonus. Keberhasilan ini menjadi pembelian ketiga Milan setelah Mateo Musacchio dan Frank Kessie. Pembenahan lini belakang memang menjadi salah satu fokus Milan saat ini.
Jika ditarik ke belakang, Milan menghabiskan banyak uang untuk membeli pemain bertahan ketika tahun 2002. Kala itu, Il Diavolo Rosso mendatangkan Alessandro Nesta dan Dario Simic. Nesta didatangkan dari Lazio dengan banderol 30,5 juta euro, sedangkan Simic bergabung dari Internazionale Milano dengan harga 5 juta euro.
Dan di tahun ini, Milan menghabiskan 36 juta euro untuk mendatangkan Musacchio dan Rodriguez. Sebuah nilai yang terbilang tinggi apabila kita menggunakan patokan transfer tahun 2002. Namun akan terasa seperti bisnis yang cerdik ketika kita mempertimbangkan mercato pemain bagus musim panas 2017.
Lantas, dengan dana sekitar 18 juta euro secara total, pemain seperti apa Rodriguez, bek berusia 24 tahun tersebut?
Kelebihan
Secara individu, kekuatan utama Rodriguez terletak kepada kekuatan kaki dan kejelian matanya. Ia bukan seperti Serginho yang terlihat sangat luwes melewati dua atau tiga pemain sebelum melepaskan umpan silang. Rodriguez justru terasa seperti melihat versi upgrade daeri Marek Jankulovski.
Rodriguez tidak terlalu sering memegang bola terlalu lama. Ia lebih suka segera membagi bola kepada rekan ketika rekan tersebut berada dalam situasi yang menguntungkan. Tak jarang, berkat kejelian matanya, ia akan mengirimkan umpan jauh diagonal ke sisi lapangan, ke rekannya yang kosong.
Tetapi, bek berusia 24 tahun tersebut tak canggung ketika harus mempertahankan bola sembari menunggu kawannya bergerak ke ruang yang tepat. Ia bisa menggiring bola melewat satu pemain, sembari tetap memperhatikan sekelilingnya. Daya amat ini membantunya mempertahankan penguasaan, meski terlihat agak kaku ketika menggiring bola.
Pun saat menyerang, Rodriguez seperti tak membutuhkan tenaga berlebih untuk mengirim umpan silang yang akurat. Tentu, kelebihan ini akan disukai siapa saja yang akan menjadi penyerang Milan musim 2017/2018.
Sebagai bek, tentu aspek bertahan Rodriguez juga menonjol. Dengan bentuk tubuh yang ideal dan terlihat seimbang, ia mampu mengimbangi lawan yang berbadan lebih besar. Ia juga dibekali kecepatan untuk menjaga luasnya sisi lapangan. Untuk beberapa momen, takelnya cukup akurat, meski Rodriguez lebih suka merebut penguasaan bola dari kaki lawan tanpa menjatuhkan diri.
Satu hal lagi yang juga menonjol dari sosok Rodriguez adalah ia merupakan bek yang sadar taktik. Ia bergerak sesuai instruksi pelatih dan jarang mengabaikan tugasnya.
Tahun 2015, ketika Wolfsburg dijamu Bayer Leverkusen, Rodriguez bermain sangat baik. Ia mendapatkan banyak pujian setelah dengan “tertib” mampu meredam salah satu senjata Leverkusen saat itu, yaitu eksploitasi sisi lapangan.
Lewat pemosisian diri, Rodriguez dan Veirinha, rekannya saat itu, mampu memaksa Leverkusen bermain hampir selalu ke tengah. Inilah yang justru menjadi kekuatan utama Rodriguez. Ingat, ia dibekali mata yang cukup jeli. Kelebihan itu membantunya masuk ke area-area tertentu di dalam lapangan dan mencegah lawan berprogres.
Selain kemampuan di atas, Milan akan mendapatkan eksekutor bola mati yang jempolan. Tendangan bebas dan eksekusi penalti menjadi salah satu kelebihan bek gondrong tersebut. Sama seperti Jankulovski, bukan?