Dalam satu dasawarsa terakhir, pencinta sepak bola memang harus mengakui apabila sepak bola Spanyol memang amat mendominasi kompetisi di Eropa. Entah itu di level antarklub maupun antarnegara, Negeri Matador amat konsisten dalam menorehkan prestasi gemilang.
Khusus di tataran antarklub, kondisi semacam ini menunjukkan bahwa kesebelasan-kesebelasan asal Spanyol telah berhasil membangun sebuah tim yang tangguh dan berdaya saing tinggi. Hal itu tentu sebuah citra yang positif bagi sepak bola Spanyol yang sempat terancam kolaps dampak resesi Eropa di tahun 2008 lalu.
Mari tengok tabel di bawah ini:
NO | MUSIM | AJANG | JUARA |
1 | 2013/2014 | Liga Champions
Liga Europa Piala Super Eropa Piala Dunia Antarklub |
Real Madrid
Sevilla Real Madrid Real Madrid |
2 | 2014/2015 | Liga Champions
Liga Europa Piala Super Eropa Piala Dunia Antarklub |
Barcelona
Sevilla Barcelona Barcelona |
3 | 2015/2016 | Liga Champions
Liga Europa Piala Super Eropa Piala Dunia Antarklub |
Real Madrid
Sevilla Real Madrid Real Madrid |
4 | 2016/2017 | Liga Champions
Liga Europa Piala Super Eropa Piala Dunia Antarklub |
Real Madrid
Manchester United ??? ??? |
Dalam kurun 2013/2014 hingga 2015/2016, seluruh ajang antarklub di bawah naungan UEFA dan FIFA, dikuasai oleh wakil-wakil Spanyol. Secara bergiliran mereka merengkuh titel yang ada sekaligus menancapkan kuku sebagai raja benua biru dan juga dunia.
Streak ini sendiri hampir berlanjut di musim 2016/2017 sebelum akhirnya Manchester United menghentikannya dengan keluar sebagai kampiun Liga Europa. Tim Iblis Merah sukses membekuk Ajax Amsterdam di final dengan lebih dulu menyingkirkan utusan Spanyol di semifinal, Celta Vigo.
Namun perlu diingat, jika nanti Los Galacticos dapat membungkam The Red Devils ketika dua raksasa ini berjumpa di laga Piala Super Eropa 2017 serta memenangi Piala Dunia Antarklub 2017, maka dominasi tim-tim Spanyol dipastikan akan semakin panjang. Satu pertanyaan pun mengemuka. Sudah sebegitu jauhkah level mereka?
Bila dicermati lagi, kondisi ini menunjukkan borok jika klub-klub dari negara lain belum mampu menyamai level tim-tim Spanyol di turnamen antarklub Eropa. Inggris sebagai pemilik kompetisi liga paling beken sejagad raya nyatanya masih kesulitan mendongkel kedigdayaan kesebelasan-kesebelasan dari Negeri Matador meski klub semisal Chelsea, Liverpool dan Manchester City lumayan jor-joran dalam urusan jual-beli pemain di setiap musim.
Pekerjaan rumah yang sama peliknya juga tengah menimpa Italia yang wakil-wakilnya begitu tak berdaya saat mentas di kompetisi regional, terlebih di ajang kelas dua bernama Liga Europa. Setali tiga uang, Jerman juga masih terlalu bertumpu pada poros Bayern München dan Borussia Dortmund. Belum ada nama lain yang bisa mendongkrak perhatian sekaligus menyuntikkan harapan baru. Karena bila sepasang raksasa tersebut kandas di babak-babak awal, asa Jerman pun seketika pupus.
Walau menghentikan dominasi klub-klub Spanyol bukanlah perkara enteng, namun segala daya upaya mesti dikerahkan oleh tim non-Spanyol agar mereka tak semakin tertinggal jauh. Jika tak sanggup, mungkin ada baiknya jika setiap musim UEFA dan FIFA menghadiahi gelar juara secara cuma-cuma bagi utusan Spanyol ketimbang harus bersusah payah mengadakan babak playoff, kualifikasi sampai partai final sebuah turnamen.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional