Judul di atas memang nampaknya lebih sesuai apabila disematkan untuk film horor. Namun, di sini, kita akan berbicara soal jendela transfer musim panas Eropa. Sebuah periode di sela musim kompetisi, yang juga tak kalah panas dengan jalannya kompetisi itu sendiri. Lantas, ada hubungan apa antara kebun buah kersen dengan misteri jendela transfer? Simak sampai akhir tulisan.
Kebun misteri
Dahulu, di sebelah barat Rumah Sakit Happy Land, Yogyakarta, ada sebuah pertigaan kecil, letaknya di tengah sebuah kampung bernama Cantel. Ya, namanya memang absurd. Nah, di sisi barat pertigaan tersebut, tepat di kelokannya, ada sebuah kebun buah kersen. Di tepi kebun buah, ada sebuah kolam kecil “alami”.
Kebun tersebut tak terlalu luas, namun terasa lebat lantaran pohon kersen yang berdiri rapat. Dahulu, pada awalnya, hanya segelintir anak-anak menjelang remaja yang sering berkumpul di tengah lebatnya kebun tersebut. Bisa sepulang sekolah atau bahkan ketika mereka seharusnya masih ada di sekolah. Membolos.
Memang kurang ajar betul. Namun, sekira jam sepuluh pagi, suasana di sekitar kebun terasa lengang, sejuk. Apalagi jika pembaca berani memanjat salah satu pohon, duduk di salah satu cabangnya yang kokoh, membakar satu lintingan “pocong” yang masih segar, dan seplastik kopi instan hangat di genggaman. Suasana santai yang benar-benar hakiki. Yang semakin langka hari-hari ini.
Suatu ketika, sebuah kabar mengubah wajah kebun tersebut. Tersebar desas-desus, ada orang yang mati gantung diri di pojok kebun kersen yang lestari. Bagi segelintir remaja tadi, kabar tersebut sungguh membuat jeri. Selama beberapa hari, segelintir remaja tersebut tak berani menginjakkan kaki di kebun kersen tadi.
Di satu sore menjelang senja, lantaran rasa rindu dengan sejuknya kebun tersebut, segelintir remaja tadi memberanikan diri untuk menengok “markas” mereka. Mereka berjalan dengan keyakinan, komat-kamit memberanikan diri, menebalkan nyali. Mereka mempersiapkan diri akan menghadapi kebun yang sepi dan mungkin saja ada yang “menunggui”.
Namun tak disangka, kebun kersen mereka justru semakin ramai. Padahal, bermain di tempat “angker” di sore hari menjelang senja adalah waktu-waktu yang biasanya dihindari. Mengapa kebun kersen yang konon angker tersebut malah lebih ramai? Karena mereka penasaran dengan “misteri” yang berkembang di tengah komunitas masyarakat tersebut.
Daya tarik misteri
Di tengah diskusi film “Setan Jawa”, Garin Nugroho menyampaikan bahwa misteri adalah bagian terbaik dari sebuah film. Secara lebih luas, misteri adalah daya tarik untuk semua insan. Misteri membuat orang-orang pandai terpacu untuk memecahkan teka-teki di tengah naskah kuno, mendaki gunung tertinggi, dan menciptakan penemuan-penemuan yang mengubah zaman. Misteri pula yang membuat jendela transfer di sepak bola begitu dinanti.
Ketika sudah dibuka, jendela transfer memberikan banyak kemungkinan bagi pelatih sebuah klub sepak bola. Ia bisa menjual pemain yang tak dibutuhkan, membeli pemain untuk memperkuat tim, atau meminjam pemain saja lantaran kantong yang tipis.
Sebuah pembelian, bisa mengubah peruntungan nasib sebuah klub. Ketika membeli N’Golo Kante, Chelsea baru saja melewati masa-masa keterpurukan. Kehadiran gelandang asal Prancis tersebut membuat lni tengah The Blues menjadi sangat bertenaga. Di akhir musim, asuhan Antonio Conte tersebut keluar sebagai juara.
Jangan salah, penjualan juga memberikan dampak yang juga besar, terutama bagi si pemain. Pembaca akrab dengan nasib Memphis Depay di Manchester United? Gelandang serang asal Belanda tersebut gagal beradaptasi dengan kehidupan barunya di Inggris dan gagal berkembang. Setelah dilepas United ke Lyon, performa Memphis justru melejit. Ia berhasil mengubah nasib dari pecundang menjadi seorang “pahlawan”.
Melihat kuatnya pengaruh transfer tersebut, setiap gelagat klub selalu dipantau. Setiap pemain potensial selalu dikuntit paparazzi. Drama dan narasi yang dilahirkan dari setiap rumor transfer adalah pundi-pundi bagi media. Bahkan jangan heran apabila ada sebuah media yang perlu “menciptakan” sebuah cerita demi oplah.
Kasus manajemen Bayern Muenchen yang hendak menuntut media yang menyebarkan kabar bahwa Joshua Kimmich akan hengkang tentu menjadi contoh sahih tentang bagaimana sebuah kabar transfer selalu diburu pembaca.
Di tengah pergulatan tersebut, misteri selalu mengintip, lantas menggoda siapa saja untuk membaca berita transfer terbaru. Bahkan meskipun berita tersebut adalah rekaan atau hasil imajinasi dapur redaksi. Yang paling penting adalah menggunggah rasa penasaran.
Misteri dari siapa membeli siapa, atau siapa menjual siapa, akan selalu menarik untuk diikuti dan menjadi bahan perdebatan di ruang-ruang sosial soal sepak bola. Keterlibatan manusia dalam ruang-ruang tersebut membutuhkan bekal “pengetahuan”, dan hanya dengan sekali klik, pembaca akan menemukan bahan untuk ikut terlibat dalam proses tersebut.
Ketika kata mistis justru terdengar eksotis, artinya misteri bukan lagi hasil pemikiran empiris. Misteri bukan hal yang tabu lagi, yang diperbincangkan di ruang-ruang sepi. Daya tariknya begitu besar, meski setengahnya justru disangkal, hingga membuat segelintir remaja tadi memberanikan diri mengunjungi kebun kersen yang konon sudah menjadi angker.
Seperti jendela transfer, misteri di baliknya begitu menggelitik. Meski sebenarnya sudah basi, dengan narasi lawas yang harusnya tak laku lagi. Tapi itulah misteri, memesona siapa saja yang tak ingin rugi, tertinggal berita masa kini.
Author: Yamadipati Seno
Koki @arsenalskitchen