Menjadi pemain sepak bola atau pelatih di kompetisi elite seperti Liga Primer, La Liga, atau Bundesliga memang impian banyak orang. Dengan gaji miliaran rupiah per minggu, belum lagi bonus dan tawaran iklan serta hal lainnya, kehidupan terasa menggiurkan.
Tapi, tunggu dulu. Tidak ada sesuatu yang instan di dunia ini. Orang bisa saja terkagum-kagum dengan David Beckham yang pundi-pundi uangnya terus mengalir sekalipun sudah pensiun dari sepak bola. Tetapi, kebanyakan orang lupa seberapa keras dia harus berlatih untuk menjadi pengumpan dan pengambil tendangan bebas yang handal? Selain itu, ada lagi satu tanggung jawab yang bisa jadi terlupakan: membayar pajak.
Pajak? Terkesan sepele. Namun, di negara-negara maju hal ini bukan main-main. Karena hukum benar-benar ditegakkan. Tidak peduli dia itu sosok pemain mahal, pelatih mahal, atau klub papan atas sekalipun, jika memang terbukti menghindari pajak, maka siap-siap saja hukuman menanti.
Baru-baru ini, laporan BBC memberitakan megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo, dicurigai melakukan upaya menghindari pajak selama 2011-2014 sebesar 15 juta euro. Sebuah dokumen yang bocor pada Desember tahun lalu menunjukkan bahwa penyerang Real Madrid ini menghindari pajak dari hak citra dengan menyembunyikan uangnya di luar negeri.
Namun Ronaldo membantah kabar tersebut. Selain Ronaldo, pelatih Manchester United, Jose Mourinho, juga dikabarkan terlibat dalam upaya menggelapkan pajak. The Special One kabarnya juga membantah kabar tersebut.
Pesepak bola pesaing Ronaldo, Lionel Messi sebelumnya juga tersangkut kasus pajak. Bintang Argentina dan Barcelona ini diputus bersalah dalam penggelapan pajak dalam periode 2007-2009. Messi dan sang ayah, Jorge, dijatuhi hukuman pidana 21 bulan plus dengan denda sebesar 1,8 juta paun. Namun, keduanya tidak perlu mendekam di hotel prodeo karena hukumannya di bawah dua tahun.
Messi sendiri juga berupaya mengajukan banding. Namun, Mahkamah Agung Spanyol menolak banding Messi dan top skor La Liga musim ini tetap dijatuhi hukuman hingga 2018. Sementara sang ayah, dijatuhi hukuman lebih ringan karena menunjukkan itikad baik dengan membayar pajak.
Dari Liga Inggris, sekitar sebulan lalu ada penggeledahan di markas West Ham United dan Newcastle United terkait penggelapan pajak. Selain itu, pihak Her Majesty’s Revenue & Custom (HMRC) juga turut meminta informasi terkait penggelapan pajak kepada manajemen Chelsea. Tapi Stamford Bridge tidak sampai digeledah.
Sepak bola saat ini bukan sekedar olahraga. Tetapi sudah menjadi industri hiburan dan bisnis dengan perputaran uang yang menggiurkan. Jumlah pertandingan yang lebih banyak, siaran televisi yang lebih sering dan sponsor yang melimpah, membuat sepak bola menjadi industri yang bergelimang uang. Terbayang bukan bagaimana tingkah klub-klub papan atas yang rela mengeluarkan dana triliunan untuk membeli pemain bintang?
Otomatis, industri sepak bola juga terkena pajak yang tidak sedikit. Sumbangan pajak dari olahraga ini bahkan bisa melebihi anggaran belanja kementerian. Contohnya, Liga Primer Inggris. Musim 2013/2014, kontribusi pajak dari Liga Primer Inggris ini mencapai 2,4 miliar paun (atau sekitar 35,6 triliun rupiah). Luar biasa, bukan?
Masalah pajak juga jadi pertimbangan pemain saat memilih klub. Bermain di klub ternama seperti Manchester United, Real Madrid dan Barcelona misalnya, jelas menjadi impian banyak pesepak bola. Tetapi, jangan lupa. Ada pajak yang harus dibayarkan juga.
Contoh nyata adalah nyaris gagalnya transfer Zlatan Ibrahimovic ke Paris Saint-Germain karena masalah pajak. Jika memang ingin pajak rendah, pemain harus bersiap merumput di negara-negara yang kompetisinya tidak terlalu menarik seperti di beberapa negara Eropa Timur.
Bagi para pesepak bola Asia, Amerika Latin, dan Afrika yang masih merintis, mereka memilih bermain di negara-negara Eropa yang pajaknya rendah seperti Turki dan Bulgaria. Itu sebagai batu loncatan. Suatu saat mereka juga bisa pindah ke negara yang kompetisinya lebih mapan. Dengan begitu, penghasilan bertambah dan mereka siap bayar pajak tinggi.
Jadi, teruntuk Lionel Messi, hebat di atas lapangan saja tak cukup ya, karena Anda harus taat pajak.
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)