Nasional Bola

PSM Makassar Fansbook: Potret Perjuangan Para Suporter di Media Sosial

Penikmat sepak bola modern tak terlepas dari penggunaan media sosial untuk mengikuti perkembangan terkini klub kesayangan mereka. Meski hampir semua klub memiliki akun media sosial resmi, tak jarang suatu media sosial atau kanal diskusi berkembang dari inisiatif para pendukung.

Football Fandom Indonesia pernah membuat daftar “Lima Fanpage Sepakbola Paling Interaktif”. Ulasan tersebut memasukkan nama PSM Makassar Fansbook (PMF), sebuah fanpage yang dioperasikan secara konsisten oleh para pendukung PSM Makassar. Untuk mengetahui situasi belakang layar pengurusan sebuah fanpage, Football Tribe Indonesia khusus mewawancarai wadah suporter  yang pertama kali muncul di sekitar tahun 2011 tersebut.

“Kami membentuk fanpage ini di tahun 2011, berawal dari kegelisahan pribadi kami akan kurangnya wadah suporter PSM untuk menyuarakan aspirasinya. Semasa itu, manajemen PSM belum serius ke penggunaan media sosial,” jawab salah satu admin PMF.

Saat itu memang salah satu saat-saat tersulit dalam sejarah klub kebangaan Sulawesi Selatan ini. Seperti diketahui, PSM memutuskan untuk menyeberang ke breakaway league bernama Liga Primer Indonesia (LPI) bersama Persema dan Persibo.

Sebenarnya pada saat itu terdapat fanpage PSM Makassar berupa semacam grup terbuka yang anggotanya sangat banyak, tapi tak ada yang mengurus. Sangat disayangkan memang, padahal awal tahun 2010-an merupakan masa booming-nya penggunaan media sosial. Peluang ini juga sudah dimanfaatkan baik oleh beberapa klub di dunia, termasuk di Indonesia.

“Akhirnya, kami membentuk PSM Makassar Fansbook (PMF). Waktu itu kami dengan pendekatan yang berbeda, up to date, dengan gaya bahasa yang merangkul aspirasi suporter dan sentuhan gambar-gambar kreatif sebagai daya tarik.”

Menyadari zaman sekarang adalah eranya jurnalisme ringkas, para admin PMF juga menyajikan berita dengan terkesan ringkas namun padat, agar memanjakan mata pembaca. Mengenai sumber berita, biasanya para admin mengambil dari media terpercaya yang setelah diunggah pasti dicantumkan sumbernya. Ini bisa dari berbagai sumber, entah media cetak, elektronik maupun daring.

Ketika ditanya apakah ada kerja sama khusus dengan media officer (MO) PSM untuk penyediaan berita, admin PMF menjawab memang pasti ada, meskipun statusnya tidak resmi.

“Kami selalu mencari informasi tentang PSM dengan tingkat keakuratan tinggi atau dasar klarifikasi sebelum diunggah sebagai info di fanpage. Maka, komunikasi dengan MO PSM, Mbak Andi Wina Syadzwina, pasti terjalin. Meski sempat terputus ketika beliau resign, sekarang Mbak Wina is back jadi komunikasi terjalin kembali.”

Memang banyak yang mengakui bahwa saat ini, PMF menjadi sumber informasi teraktual dan paling akurat seputar PSM. Selain daftar yang dibuat oleh Football Fandom tersebut, pengakuan tak tertulis datang dari para pemain atau mantan pemain PSM sendiri. Terhitung pemain-pemain kesayangan Pasukan Ramang dari Ilija Spasojevic, Nemanja Vucicevic, hingga kini Wiljan Pluim dan Steven Paulle, ikut mengamati update PMF di Facebook.

Namun, selayaknya fanpage lainnya di Facebook, para admin juga berjuang untuk menjaring pengikut. “Awalnya kami sangat intens melakukan promosi ke fanpage lain untuk memberi like ke fanpage kami,” kenang admin. Saat ini, likes PMF sudah mencapai sekitar 44 ribu di Facebook.

Di belakang layar, PMF sendiri sebenarnya memiliki sepuluh orang admin. Namun Bang Yusman, salah satu figur yang paling memahami sejarah PSM, telah lebih dulu berpulang ke pangkuan Yang Mahakuasa sekitar dua tahun silam. Sekarang, para admin yang aktif berjumlah sembilan orang. Dua orang di antaranya adalah perempuan. Kesibukan masing-masing admin adalah bekerja dan dua di antaranya berstatus sebagai mahasiswa.

Para admin PMF sendiri kerap berdiskusi terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tahap ini, termasuk suka-dukanya mengurus Fansbook.

“Yang paling mendebarkan adalah menanggapi respons anggota. Sejatinya, setiap unggahan pasti mengundang respons positif dan negatif. Seiring berjalannya waktu, kami sangat berhati-hati dalam mengangkat suatu berita. Kami sangat menghindari kabar-kabar yang tidak pasti atau tak berdasar, maupun  kabar yang terkesan adu domba atau dapat memicu perpecahan.”

Menurut pengamatan pribadi penulis yang telah tergabung sebagai salah satu anggota selama kurang lebih lima tahun, para admin PMF selain semakin aktif, pengawasan mereka terhadap keberlangsungan grup juga patut diacungi jempol. Mereka tak segan-segan menghapus komentar yang bernada rasis atau menggunakan kata-kata tak pantas.

“Penggunaan bahasa oleh para anggota dalam merespons memang dinamika tersendiri,” sambung admin PMF lagi. “Kami paling tertarik dan respek jika ada anggota yang memberikan respons dengan cara bijak dan cerdas.”

Ketika ditanya apakah ada rencana ‘memperluas’ ke media sosial lain, atau bahkan membuat situsweb, mereka menjawab bahwa akun Instagram, kanal YouTube dan bahkan akun Google Plus mereka sudah aktif. Namun, jalur utama mereka tetap di Facebook.

Selain alasan PSM Makassar Fansbook memang lahir di platform itu, Facebook juga media sosial yang paling populer. Selain itu, anggota terbanyak dan paling aktif mereka memang ada di facebook. Tentang koordinasi dengan admin forum klub Indonesia lain, admin PMF mengakui bahwa hal tersebut belum dilakukan. Selama ini mereka hanya berinteraksi secara virtual, belum intens.

Lebih lanjut, penulis mengonfirmasi postingan apa yang paling ramai dan seru sepanjang sejarah PMF berdiri. Admin PMF menjawab bahwa sulit untuk memutuskan jawaban dengan diksi “paling”. Setiap unggahan yang banyak menghadirkan pro dan kontra, harapan terbesar bagi pecinta PSM  tentu ramai mengundang respons. Seperti misalnya ketika PSM terancam sanksi setelah mengikuti LPI, ketika PSSI dibekukan, lalu seputar harapan pencinta PSM terkait stadion baru. Yang akhir-akhir ini menghangat adalah seputar kinerja wasit.

Selain itu, kepedulian para anggota terhadap klub kesayangan mereka juga tergambar pada ramainya respons ketika Petar Segrt mundur dari kursi pelatih kepala, pro-kontra pernyataan Sumirlan (eks direktur teknik PSM), atau pro-kontra Luciano Leandro menjadi pelatih kepala.

Diskusi panjang Football Tribe akhirnya diakhiri dengan pertanyaan: “Apa harapan para admin untuk PSM musim ini?” mereka pun menjawab mantap.

“Harapan kami adalah PSM kembali bisa bersaing dalam perebutan juara kasta tertinggi. Selain itu, secara angka panjang, kami berharap PSM punya manajemen yang profesional, kondisi finansial yang sehat, serta infrastruktur yang memadai.”

NB: Terima kasih bagi para admin PSM Makassar Fansbook yang telah bersedia diwawancarai via Facebook. PSM Makassar Fansbook ini merupakan fanpage yang tidak berorientasi pada materi.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.