Tak banyak pemain yang bangkit berkali-kali setelah mengalami keterpurukan berulang kali seperti Roberto Soldado. Sesuai namanya, ‘Soldado’ yang berarti ‘tentara’, pemain kelahiran 27 Mei 1985 ini memiliki daya juang tinggi dan tak mudah menyerah.
Roberto Soldado adalah hasil didikan akademi Real Madrid. Meski terlahir di Valencia, Los Blancos-lah yang meluncurkan karier profesionalnya di awal dekade 2000-an. Setelah gagal menembus tim utama, para pengamat baru menganggap serius pemain ini pada masa peminjamannya di Osasuna.
Semusim bermain bersama klub wilayah Navarra itu, Soldado mencetak 11 gol dalam 30 penampilan. Catatan yang memang tidak terlalu spektakuler, tapi cukup untuk menawan hati Getafe, klub di pinggiran kota Madrid. Akhirnya, pada awal musim 2008/2009, pemain ini diboyong Getafe dari Real Madrid.
Dua musim di Getafe, Soldado mencetak 30 gol dari total 60 pertandingan. Prestasi ini tergolong signifikan untuk sebuah klub gurem yang terancam degradasi. Ia juga dipanggil untuk pertama kalinya ke tim nasional Spanyol, menjadi satu dari sedikit pemain Getafe yang pernah memperoleh panggilan tugas kenegaraan.
Meski demikian, karier Soldado memang sepertinya ditakdirkan turun-naik. Setelah tak dilirik pelatih Vicente del Bosque untuk memperkuat tim nasional Spanyol di Piala Eropa 2008, kiprahnya di Getafe tak dianggap istimewa oleh mayoritas pengamat. Baru ketika sukses membawa Getafe lolos ke Liga Europa 2010/2011. namanya mulai diperhitungkan.
Klub kota kelahirannya, Valencia, tak ketinggalan ingin menggunakan jasa Soldado. Dana sejumlah 10 juta euro dikeluarkan Los Che untuk memulangkan si anak hilang. Ekspektasi yang dibebankan kepadanya cukup berat, apalagi di awal musim 2010/2011, Valencia baru saja kehilangan pemain kesayangan mereka, David Villa, yang pindah ke Barcelona.
Namun, Soldado membuat harga 10 juta euro yang dikeluarkan untuk dirinya terasa seperti harga obral. Di Valencia, reputasinya sebagai pencetak gol handal mendunia. Di musim 2010/2011, ia mencetak 18 gol, dan Valencia finis di posisi terhormat, yaitu posisi tiga klasemen.
Salah satu cerita menarik dari musim pertamanya itu justru datang ketika Valencia menghadapi Getafe di kandang lawan. Soldado memborong empat gol untuk menggasak klub yang pertama kali mengharumkan namanya tersebut.
Di musim keduanya untuk Valencia, Soldado tetap konsisten dengan torehan 17 gol, dan Los Che lolos ke Liga Champions dalam dua tahun berturur-turut. Ironisnya, semusim kemudian, ketika dirinya mencatatkan torehan gol terbaik sepanjang sejarah kariernya dengan 24 gol, Valencia justru gagal tampil di Liga Champions.
Ini memancing eksodusnya pemain-pemain bintang Los Che ke klub lain. Soldado sendiri dipinang Tottenham Hotspur dengan mahar 25 juta paun. Sebelum pindah ke Liga Inggris, ia tampil lumayan di Piala Konfederasi 2013, di mana Spanyol gagal menjadi juara dan harus puas hanya menjadi juara dua karena dihajar Brasil 3-0. Soldado sendiri harus puas hanya menjadi cadangan David Villa dan Fernando Torres, yang di akhir kompetisi sukses menjadi pencetak gol terbanyak turnamen.
Seperti di awal dibahas, karier Soldado memang sepertinya ditakdirkan turun-naik. Setelah musim produktif bersama Valencia, performa pemain bertinggi badan 179 sentimeter ini melempem. Bayangkan, selama dua musim bermain di Tottenham Hotspurs, ia hanya mencetak 7 gol dari 52 pertandingan.
Catatan buruk tersebut nyaris menenggelamkan kariernya. Untung, tim kapal selam kuning, Villarreal, bersedia menampung Soldado. Sejak awal musim 2015/2016, ia kembali menemukan kepercayaan dirinya dan menjadi pujaan pendukung. Uniknya, peran sang pemain bernomor punggung 9 ini di Villarreal cukup berbeda dari yang sudah-sudah.
Meski masih menjadi tumpuan di lini depan, Soldado tak lagi difungsikan sebagai goal-getter. Ia lebih sering ditempatkan di posisi penyerang sayap untuk memberi dukungan ujung tombak Villarreal yang diisi bergantian oleh Cedric Bakambu atau Nicola Sansone musim ini.
Bagusnya, Soldado terlihat menikmati perannya tersebut meski jumlah golnya jauh berkurang. Namun, ia masih sempat mencetak gol penting ketika Villarreal memenangi pertandingan bergengsi melawan Real Madrid di musim 2015/2016 lalu.
Sayang, Soldado melewatkan sebagian besar musim 2016/2017 akibat cedera. Ia baru kembali di bulan Februari 2017 setelah dibekap cedera selama enam bulan. Usia yang mulai menginjak 32 tahun mungkin membuatnya mulai mempertimbangkan tempat yang tepat untuk pensiun. Namun, rasanya Si Tentara masih akan bisa merumput dua atau tiga tahun lagi.
Selamat ulang tahun, Roberto!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.