Setelah menanti selama kurang lebih tiga pekan, permintaan Bonek, pendukung setia Persebaya Surabaya, agar Iwan Setiawan dicopot dari kursi pelatih “dikabulkan” oleh pihak manajemen. Tepat di hari Senin (22/5) kemarin, direktur tim Bajul Ijo, Candra Wahyudi, menyatakan bila pelatih kelahiran Medan tersebut diberhentikan.
Belakangan ini relasi antara Iwan dan Bonek memang amat panas. Hal ini disebabkan oleh jebloknya performa Persebaya di tangan Iwan serta kelakuan sang pelatih yang mengacungkan jari tengah kepada Bonek saat mereka melancarkan protes usai tumbang di tangan Martapura FC (30/4).
Baca juga: Iwan Setiawan dan Komunikasi yang Bersifat Irreversible
Sebelum dilengserkan, Iwan juga memperoleh skorsing dilarang mendampingi tim kala bertanding melawan Persepam Madura Utama (11/5) dan PSIM Yogyakarta (18/5). Posisi Iwan ketika itu digantikan oleh sang asisten, Ahmad Rosyidin. Menariknya, selama diasuh oleh Ahmad Rosyidin, Persebaya malah sukses mengoleksi empat poin hasil sekali menang dan sekali imbang sehingga kans untuk melaju ke babak selanjutnya tetap terjaga.
Walau performa Rendi Irwan dan kolega tampak prima di bawah asuhan Ahmad Rosyidin, akan menjadi sebuah masalah baru buat Bajul Ijo jika mengangkatnya sebagai pelatih kepala. Hal ini disebabkan oleh lisensi kepelatihan Ahmad Rosyidin yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi pelatih kepala kesebelasan di Liga 2 seperti yang ditetapkan PSSI.
Kondisi tersebut pada akhirnya memunculkan kabar panas terkait jabatan pelatih kepala Persebaya yang tengah lowong. Sejumlah rumor pun mengemuka tentang sosok yang dianggap pantas menukangi tim Bajul Ijo di lanjutan kompetisi Liga 2. Antara lain Jaya Hartono, Djoko Malis, Yudi Suryata sampai Timo Scheunemann.
Dari keempat nama tersebut, praktis hanya Jaya Hartono saja yang sedang melatih kesebelasan lain, yakni Sragen United. Sedangkan tiga nama yang disebut belakangan tengah menganggur sehingga lebih mudah diajak bernegosiasi.
Bonek sendiri telah meminta kepada pihak manajemen untuk memburu figur yang mengerti ciri khas permainan Persebaya yakni ngotot dan pantang menyerah. Jangan sampai manajemen melakukan kesalahan dengan menunjuk pelatih yang tak memahami karakter Persebaya layaknya Iwan. Sebuah pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan sesegera mungkin oleh manajemen sebelum klub yang menjadi kampiun Liga Indonesia 1997 dan 2004 ini kembali kompetitif kala berjibaku di Liga 2
Selamat berburu, Bajul Ijo!
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional