Bek
Abanda Herman
Gaya rambut cornrow dan postur tinggi menjulang membuat sosok Abanda Herman begitu mudah ditemukan ketika berlaga. Debutnya di Liga Indonesia dimulai saat membela PSM Makassar di musim 2004/2005. Setelah itu, Abanda sering bergonta-ganti klub, mulai dari Persija Jakarta, Persema Malang, Persib Bandung hingga Barito Putera.
Selain tangguh mengawal jantung pertahanan, Abanda juga populer sebagai bek yang rajin mencetak gol, khususnya memanfaatkan set-piece. Sayangnya, selama berkarier di Indonesia, Abanda belum berhasil menggondol gelar juara, baik di kompetisi liga ataupun Copa Indonesia.
Jules Onana
Kesebelasan asal Sulawesi Utara, Persma Manado, adalah pelabuhan perdana Jules di Indonesia. Pemain yang berlaga di Piala Dunia 1990 bersama tim nasional Kamerun ini menjadi andalan klub yang bermarkas di Stadion Klabat itu di penghujung era 1990-an. Termasuk saat liga dihentikan akibat krisis moneter yang mendera Indonesia.
Petualangan sosok yang dikenal kokoh dan sulit dilewati ini kemudian berlanjut di Pulau Jawa setelah dirinya dipinang oleh Pelita Solo. Nahasnya, baik bersama Persma ataupun Pelita Solo, Jules gagal menyumbangkan trofi juara.
Olinga Atangana
Musim 1995/1996 di Liga Indonesia, kesebelasan asal kota Bandung, Mastrans Bandung Raya (MBR), berhasil mengunci titel juara usai menekuk PSM Makassar di partai puncak dengan skor 2-0. Salah satu pemain kunci tim asuhan Henk Wullems ketika itu adalah pemain belakang asal Kamerun yang satu ini. Duetnya bersama Nuralim menjadi momok menakutkan bagi penyerang tim lawan.
Akan tetapi gelar juara di musim itu juga jadi satu-satunya buat Olinga lantaran di musim 1996/1997, upayanya membantu MBR jadi kampiun dua kali beruntun kandas di tangan Persebaya Surabaya. Pun begitu kala dirinya untuk sekali lagi tampil di partai puncak Liga Indonesia 2002, Olinga yang ketika itu berseragam Persita Tangerang harus mengakui ketangguhan Petrokimia Putra Gresik dengan kedudukan akhir 1-2.
Pierre Njanka
Sebuah kabar mengejutkan datang di penghujung tahun 2000-an saat tim berjuluk Macan Kemayoran, Persija Jakarta, merekrut Njanka menjelang kompetisi Liga Indonesia musim 2008/2009. Pasalnya, banyak yang mafhum jika sosok yang satu ini bukanlah nama sembarangan dan bahkan sempat mencuri atensi publik dunia ketika menciptakan gol cantik ke gawang tim nasional Austria di Piala Dunia 1998.
Satu musim membela Persija, Njanka kemudian melanjutkan kariernya bareng Arema Indonesia, Atjeh United, Mitra Kutai Kartanegara dan Persisam Putra Samarinda. Prestasi terbaiknya tentu saja membawa Arema Indonesia merengkuh titel juara liga di musim 2009/2010 di mana ia juga menjadi kapten tim.