Apa yang sedang Anda lakukan tepat pada hari ini tahun 2008? Mungkin jawabannya berbeda-beda. Kebanyakan orang mungkin sedang tertidur lelap. Tapi bagi para penggemar Manchester United dan Chelsea, semua terjaga karena menyaksikan tim kesayangan mereka bertemu di partai final Liga Champions edisi tersebut.
Final Liga Champions musim 2007/2008 merupakan All-English final pertama. Bertempat di Stadion Luzhniki, Moskow, sebanyak 67 ribu lebih pasang mata dan jutaan lainnya yang menyaksikan lewat layar televisi di seluruh penjuru dunia, tidak melewatkan laga ini. Ini juga menjadi kali pertama final Liga Champions diselenggarakan di tanah Rusia.
Kedua tim melaju ke final sebagai yang terbaik dari yang terbaik. United dan Chelsea bukan saja berhasil melewati adangan dan rintangan dari tim lain hingga melaju ke partai final. Keduanya merupakan tim teratas yang berhasil finis di Liga Primer Inggris musim tersebut. United yang kala itu masih ditangani oleh manajer legendaris, Sir Alex Ferguson, menjadi kampiun setelah unggul dua angka dari Chelsea di klasemen akhir.
Pertandingan berjalan seru sejak menit awal. United membuka keunggulan terlebih dahulu setelah Cristiano Ronaldo menyarangkan bola ke gawang Petr Cech melalui sebuah sundulan kepala. Frank Lampard kemudian membawa Chelsea menyamakan skor jelang babak pertama berakhir.
United sepertinya kehabisan bensin karena tampil menggebrak sejak awal pertandingan. Momentum kini berada di Chelsea yang terus menerus menggempur gawang Edwin van der Sar. Upaya-upaya tersebut berhasil dipatahkan. Termasuk upaya dari Michael Essien yang membentur mistar gawang. Waktu normal pun usai dan laga mesti dilanjutkan ke perpanjangan waktu.
Chelsea yang terus menerus menyerang, kemudian mesti kehilangan momentum. Waktu yang mendekati akhir membuat tensi pertandingan semakin panas. Penyerang Didier Drogba mesti diusir wasit setelah berseteru dengan Nemanja Vidic. Ayunan tangan Drogba ke wajah Vidic tidak lepas dari pengamatan wasit. Hingga sang pengadil kemudian memberikan kartu merah untuk penyerang legendaris Chelsea tersebut.
Drama kemudian berlanjut ke babak adu penalti. Dan pada fase mendebarkan inilah sesuatu yang historis terjadi. Skor adu penalti adalah 4-4. Ronaldo yang menjadi penendang ketiga upayanya berhasil digagalkan oleh Petr Cech. Kini giliran kapten sekaligus ikon klub, John Terry (JT), untuk mengambil tendangan. Apabila berhasil, sudah Chelsea dipastikan akan menjadi juara. Namun yang terjadi selanjutnya di luar dugaan.
Terry mengambil ancang-ancang, berlari untuk menendang bola. Namun kemudian ia TERPELESET!
Bola kemudian tidak menemui sasaran. JT sempat memegangi kakinya yang masih sakit karena terjatuh. Para penggawa Chelsea yang sudah bersiap bersorak justru menjadi murung. Sementara para pemain dan penggemar United bersorak karena mereka mendapatkan angin kedua.
Baca juga: John Terry: Kapten Baik yang Tidak Sempurna
Cerita setelahnya sudah banyak diketahui. Van der Sar berhasil mementahkan eksekusi Nicolas Anelka yang kemudian membawa United meraih gelar juara Eropa ketiga mereka. Ronaldo yang menangis ketika penaltinya gagal kembali menangis ketika timnya berhasil menjadi juara. Bedanya ini adalah tangis bahagia.
Sementara Terry juga sesenggukan meratapi kegagalannya untuk membawa Chelsea meraih gelar juara tertinggi di kompetisi Eropa. Meskipun pada akhirnya Tuhan memang adil, karena empat tahun selanjutnya, Terry berhasil membawa Chelsea menjadi kampiun Eropa.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia