Tribe Tank

Analisis Taktik Chelsea Musim 2016/2017

Sejak kemenangan 4-0 atas Manchester United, permintaan analisis taktik Chelsea meningkat. Ditambah kemenangan The Blues atas Tottenham Hotspur dan Manchester City, permintaan serupa semakin bertambah. Sejauh ini, permintaan analisis taktik Chelsea 2016/2017 merupakan permintaan terbanyak yang pernah saya terima.

Kebetulan, bersama TSG Hoffenheim dan FC Rostov, sistem Chelsea merupakan salah satu sistem yang saya pakai sebagai referensi memainkan 3 bek dalam tim. Apa saja yang bisa kita jadikan pelajaran?

NB: Ada beberapa singkatan untuk penulisan peran atau posisi pemain di artikel berikut yang penulis gunakan untuk mempermudah pembaca memahami konteks.

Formasi atau bentuk dasar

Dalam membicarakan pola (bentuk) permainan, fase permainan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk dilibatkan. Dalam tataran praktis, formasi yang dilambangkan dengan angka (3-4-3, 4-4-2, 4-3-3, dan sebagainya) tidak lebih dari interpretasi untuk memberikan panduan dasar sederhana bagi pembaca. Detail formasi jelas lebih kompleks ketimbang interpretasi angka-angka yang sering kita jumpai di layar televisi.

Detail bentuk sangat dipengaruhi oleh model permainan tim sendiri, fase bermain, dan model permainan tim lawan. Pun dengan Chelsea. The Blues dikenal sebagai klub yang memainkan bentuk (dasar) 3-4-3 atau 3-4-2-1. Yang dalam praktiknya, ada beberapa penyesuaian formasi, bergantung kepada variabel-variabel yang disebutkan di atas.

Formasi dasar dan 5 koridor vertikal.

Formasi yang digunakan Chelsea terdiri dari 3 bek, 2 gelandang tengah (GT), 2 bek sayap (BS), dan 3 penyerang. Dalam fase membangun serangan dari lini belakang, Chelsea membentuk pola 3-4-2-1 atau 3-2-2-2-1. Pola dasar serupa terlihat ketika Chelsea mencoba melakukan pressing blok tinggi. Diego Costa melakukan press kepada bek tengah pemegang bola disokong oleh Pedro Rodriguez dan Eden Hazard, yang menyempit ke halfspace (3-4-2-1).

Ketika berhasil mengembangkan akses, pressing blok tinggi mereka berubah bentuk berdasarkan man-oriented press (pressing dengan sub-orientasi pemain lawan). Contoh, tiga pemain di lini depan melakukan press terhadap tiga bek lawan sementara pemain nomor 6 (gelandang bertahan) dan nomor 8 (gelandang tengah) lawan di-press oleh N’Golo Kante dan Nemanja Matic.

Press blok tinggi Chelsea.

Dari berbagai pertandingan yang dimainkan Chelsea, Kante maupun Matic dapat melakukan press kepada nomor 6 (DM) atau nomor 8 (CM) lawan bergantung kepada siapa yang memiliki akses terbaik. Terkait sikap pressing Matic dan Kante, dalam pembahasan pertahanan akan dibahas lebih detail bagaimana Conte mengorganisir blok pertahanannya untuk tetap dapat melindungi ruang di belakang Kante atau Matic.

Bila The Blues harus bertahan dalam blok rendah, formasi mereka kembali mengalami perubahan bentuk dasar menjadi 5-4-1. Kedua bek sayap turun sejajar dengan 3 bek dan kedua penyerang tepi turun dan menyempit ke lini tengah mendampingi Kante dan Matic.

Previous
Page 1 / 7