Kolom

Tanda Tanya Masa Depan Yaya Toure

Apakah Anda pendukung Manchester City? Pasti Anda merasa sedih karena salah satu pemain paling disayangi para Citizens hingga sekarang belum memastikan masa depannya, padahal akhir pekan ini usianya sudah menginjak 34 tahun. Dia adalah Yaya Toure.

Tak terhitung jasa-jasa pemain bernama lengkap Gnegneri Yaya Toure ini bagi Manchester City. Yaya mencetak gol penentu kemenangan atas rival sekota Manchester Unitd di semifinal Piala FA tahun 2011. Gol semata wayang itu membuat City berhak tampil di final, sebuah perjalanan yang sudah lama ditunggu-tunggu para pendukung mereka.

Pemain berkewarganegaraan Pantai Gading ini mengulanginya lagi di final, ketika mencetak gol satu-satunya ke gawang Stoke City. Keberhasilan menjuarai Piala FA 2011 adalah piala pertama The Citizens dalam 35 tahun. Sejak saat itu, nama Yaya Toure memiliki tempat tersendiri di hati para pendukung City. Bersama Kolo, kakak kandungnya, keduanya bahu-membahu menjadi pilar tim utama City.

Semusim setelah itu, penampilan sensasional Yaya merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan Manchester City keluar sebagai juara Liga Premier Inggris musim 2011/2012. Orang-orang mungkin lebih mengingat gol dramatis Sergio Aguero di detik-detik pertandingan terakhir menghadapi Queens Park Rangers, tapi Yaya Toure-lah nyawa sebenarnya klub Manchester biru.

Kiprah heroiknya setelah kembali dari Piala Afrika 2012 membawa tuah bagi Manchester City, yang sempat tertinggal delapan poin dari Manchester United. Yaya memborong dua gol kemenangan melawan Newcastle united pada awal Mei 2016. Kemenangan itu membuat City naik ke puncak setelah unggul selisih gol atas united. Kelanjutan cerita tentu saja kita semua tahu, Manchester City merebut gelar juara liga pertama mereka dalam 44 tahun.

Setelah gelar juara liga pada tahun 2012 tersebut, Yaya Toure juga terlibat dalam tim utama City yang kembali merebut gelar juara pada musim 2013/2014. Total enam gelar domestik dimenanginya bersama Manchester City.  Ini memang belum sebanding dengan sebuah gelar bergengsi yang diraihnya bersama Barcelona pada tahun 2009, yaitu menjadi kampiun Liga Champions Eropa. Satu hal yang pasti, Yaya lebih bahagia di City daripada masa-masanya di Barcelona.

Gelar juara berlevel kontinental memang diraihnya bersama Barcelona, tapi pemain kelahiran 13 Mei 1983 ini tak pernah merasa lengkap semasa kariernya di Spanyol. Ia juga tak pernah mencapai potensi maksimalnya, mengingat pada saat itu pelatih Josep Guardiola sering memasangnya sebagai gelandang bertahan. Malah di pertandingan final Liga Champions 2009 melawan Manchester United, Yaya dipasang sebagai bek tengah.

Di City, ia tampil leluasa sebagai gelandang menyerang. Gol demi gol penting disarangkannya ke gawang-gawang klub Inggris selama tujuh tahun kariernya bersama Manchester City. Total 61 gol dicetaknya dalam kurun waktu tersebut, bukan prestasi sembarangan tentunya.

Gelar sebagai pemain terbaik benua Afrika disabet Yaya Toure sebanyak empat kali berturut-turut, dari tahun 2011 hingga 2014. Seiring dengan penampilannya yang mencapai puncak di Liga Inggris, pemeluk Islam yang taat ini juga tampil spartan di tim nasional. Ia menjadi bagian penting ketika Pantai Gading memenangi Piala Afrika 2015.

Pada tanggal 13 Mei tahun 2017 ini, Yaya Toure genap berusia 34 tahun. Namun, jika kita rajin menyaksikan Liga Inggris, penampilannya terlihat masih bisa bersaing di level tertinggi. Tanda tanya besar memang menggantung seputar masa depannya setelah kontraknya berakhir musim ini, apakah akan bertahan di Manchester City, pindah ke West ham atau Newcastle United, atau menerima tawaran menggiurkan dari Liga Cina?

Yang jelas, sampai kapanpun Yaya dan kakaknya akan tetap dikenang pendukung Manchester City. Terutama dengan chant ini: “Yaya, Yaya, Kolo, Kolo… Toure!”

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.